BACA JUGA:Scrambler SK500 : Motor Ganteng untuk Petualangan di Segala Medan, Spek Gahar, Harga Berteman !
Selain itu juga, pada tahun 1980 mengalami perubahan pada beberapa aspek salah satunya dari bentuk Grill depannya yang semula berbentuk bulat di pinggir sisinya berubah menjadi kotak.
Begitu juga dengan bentuk Stirnya yang di bagian Tengah klakson berbentuk bulat berubah menjadi kotak atau lebih bisa dikenal juga dengan sebutan setir kepiting khusus FJ40 lansiran 1980–1982.
Berbeda halnya dengan BJ40 yang lebih efisien dari konsumsi bahan bakar, hanya saja kekurangannya terdapat pada akselerasi tenaganya yang kecil dan suara mesinnya yang kasar karena masih menggunakan diesel konvensional dan busi pemanas untuk menghidupkan mesinnya di pagi hari.
Meskipun demikian, BJ40 sedikit mendapatkan upgrade dari BJ40 yakni pada transmisinya sudah menggunakan 4 percepatan manual 5 mundur yang dimana pada FJ40 hanya menggunakan transmisi 3 percepatan manual 4 mundur.
Selain itu juga pada bagian Interior, BJ40 sudah menggunakan panel besi untuk indikator di tengah dashboard yang dimana pada FJ40 untuk seluruh indikatornya masih menyatu dengan body mobil yang berbahan dasar besi.
Produksi BJ40 di Indonesia bertahan selama tiga tahun hingga pada akhirnya pihak Toyota berhenti memproduksinya pada 1985 yang menjadi penanda bahwa produksi FJ & BJ40 Series sendiri secara resmi berakhir di Indonesia.
BACA JUGA:Kembaran Harley Davidson dengan Harga Merakyat : Desain Klasik, Performa Mumpuni, Harga 100 Jutaan !
Meskipun telah berhenti produksi sejak 38 tahun yang lalu, keberadaan FJ40 & BJ40 ini terus menjadi incaran oleh para kolektor.
Harganya pun semakin hari semakin mahal dan tidak pernah turun. Ada beberapa alasan kuat mengapa FJ40 & BJ40 ini masih menjadi legenda di tanah air.
Diantaranya desain bentuknya yang gagah dan kokoh sehingga membuatnya tidak tergerus oleh zaman, sparepart yang melimpah serta bisa dipakai dalam dua medan sekaligus, baik on-road maupun off-road. (AG/MG)