Risiko Penyalahgunaan Data
Tingginya aktivitas daring meningkatkan risiko penyalahgunaan data pribadi. Astrid menyoroti bahwa kebocoran data bisa terjadi meski sudah dilakukan maintenance agar keamanan data terjamin kerahasiaannya.
Penyalahgunaan data tidak hanya melibatkan serangan teknis, tetapi juga serangan sosial yang mengeksploitasi isu-isu sensitif di masyarakat.
Ancaman Kejahatan Siber
Dalam diskusi, Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, menggambarkan data sebagai "new oil," komoditas berharga yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber.
BACA JUGA:Stand Dinkominfo Muba hadirkan E-Book Review Capaian Kinerja Pemkab Muba
BACA JUGA:Kominfo OKI Berduka, Salah Satu Honorer Berpulang Usai Jadi Korban Lakalantas
Ia memperingatkan bahwa kejahatan digital, seperti pencurian data menggunakan modus APK berkedok undangan pernikahan, semakin berkembang dan beragam.
Peran Teknologi AI dan Cara Mengantisipasinya
Alfons menyoroti peran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam memungkinkan pelaku kejahatan menggunakan data pribadi.
Ia merekomendasikan penggunaan "Call Paman Onetime" sebagai solusi yang melibatkan aplikasi True Caller, Password Manager, dan One-time Password (OTP) untuk mengantisipasi ancaman keamanan.
Rekayasa Sosial dan Pencegahannya
Alfons juga menekankan bahwa rekayasa sosial seringkali digunakan sebagai modus penjahat siber untuk memperoleh informasi data.
BACA JUGA:Sediakan Semua Informasi Untuk Masyarakat, Kominfo Banyuasin Launching PPID Berbasis Website
BACA JUGA:Dinas Kominfo Muara Enim Bongkar Akun Instagram Palsu Terkait Foto Mesra Plt Bupati
Dalam menjawab tantangan ini, Astrid dan Michael Jakarimilen, seorang influencer asal Papua, menyarankan kebijaksanaan dalam bersosialisasi di dunia maya.