Menurut Soetjiningsih (2007) menyatakan bahwa sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Pada awalnya bayi akan menyusui dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Berdasarkan faktor pemberian ASI eksklusif menurut penelitian Sinambela D. P & Hidayah (2019) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan (Sampe. Sr. A dkk, 2020) sedangkan pada uji odds ratio didapatkan balita yang tidak diberikan ASI eksklusif berpeluang 61 kali lipat mengalami stunting dibandingkan balita yang diberi ASI eksklusif.
Sama halnya pula dengan penelitian (Latifah. A. M dkk, 2020) didapatkan kejadian Stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pemberian ASI eksklusif.
ASI eksklusif mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dari lahir sampai dengan usia 6 bulan. ASI eksklusif tidak hanya mengandung zat-zat bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak bayi tetapi ASI juga mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi, sehingga bayi tidak mudah sakit (Septikasari 2014 dalam Septikasari 2016).
Berhubungan dengan teori yang disebutkan di atas, ASI eksklusif mengandung zat zat bernutrisi tinggi yang dapat membantu Dan memaksimalkan Pertumbuhan Dan perkembangan pada anak.
Sehingga, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat menghalangi Dan mencegah terjadinya kasus stunting.***
*) Nurayuda, SST.,M.Kes, Dosen Prodi D III Kebidanan Muaraenim