Menggali Identitas Tatar Pasundan dalam Dinamika Nama dan Pendidikan: Memahami Provinsi Pasundan

Senin 01-01-2024,09:01 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

Pemerintah perlu melihat urgensi perubahan nama ini, selain hanya merespons apresiasi masyarakat Parahyangan.

BACA JUGA:Kabupaten Tasikmalaya Berencana Pemekaran dengan 2 Daerah Otonomi Baru di Jawa Barat

BACA JUGA:Provinsi Sunda Raya: Gagasan Penggabungan Jawa Barat, Banten, dan Jakarta

Di tengah dukungan dan harapan, ada tantangan yang perlu dihadapi. 

Bagaimana perubahan nama ini dapat membawa dampak positif secara nyata dalam memperbaiki prestasi pendidikan, memperkuat identitas budaya, dan menjawab tantangan globalisasi yang terus berkembang?

Membangun Kesadaran Melalui Konten Pendidikan

Salah satu cara untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan membangun kesadaran masyarakat melalui konten pendidikan.

Program pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya Pasundan dapat menjadi langkah strategis. 

BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Jawa Barat: Menuju Era Baru dengan Tiga Provinsi Baru dan Otonomi Daerah Optimal

BACA JUGA:Kabupaten Bandung Timur Siap Memekarkan Diri: Pemekaran Wilayah Baru di Jawa Barat

Melalui pendekatan ini, generasi muda dapat tumbuh dengan kecintaan terhadap identitas lokal mereka, sementara tetap terbuka terhadap perkembangan global.

Provinsi Sunda Raya: Gagasan Penggabungan Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.

Berkembangnya usulan pemekaran wilayah atau daerah di Indonesia menjadi sorotan utama, meskipun moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB) masih berlaku. 

Salah satu usulan yang mencuat adalah pembentukan Provinsi Sunda Raya, yang menggabungkan Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.

Gagasan ini bukanlah tanpa dasar, seiring dengan pengingatan sejarah kerajaan Sunda Kelapa yang kini menjadi dasar pembentukan provinsi ini.

Gagasan dari Gerakan Pilihan Sunda (GPS)

Kategori :