Menggali Identitas Tatar Pasundan di Jawa Barat: Dinamika Nama dan Pendidikan Sebuah Provinsi

Menggali Identitas Tatar Pasundan di Jawa Barat: Dinamika Nama dan Pendidikan Sebuah Provinsi

Pemekaran Wilayah Otonomi Baru Provinsi Pasundan: Memelihara Identitas Melalui Pendidikan di Jawa Barat.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

JAWA BARAT, PALPOS.ID - Menggali Identitas Tatar Pasundan di Jawa Barat: Dinamika Nama dan Pendidikan Sebuah Provinsi.

Provinsi Pasundan yang sebelumnya dikenal sebagai Jawa Barat, tengah menghadapi dinamika perubahan identitas yang menarik perhatian banyak kalangan. 

Kaya akan sejarah dan budaya Tatar Pasundan, wilayah ini telah bermetamorfosis melalui sejumlah sebutan, seperti Tatar Sunda, Parahyangan, Sunda Kalapa, dan Pasundan. 

Inisiasi untuk mengembalikan namanya menjadi Provinsi Pasundan, muncul pada dekade 2000-an, menjadi sorotan dalam konteks menjaga dan memperkuat karakteristik kultural di era globalisasi yang terus berkembang.

BACA JUGA:Ragam Aktivitas Seru dan Kuliner Tradisional: Pengalaman Tak Terlupakan di Floating Market Jawa Barat

BACA JUGA:Berita Terkini: Pembentukan Provinsi Sunda Raya Gabungan Jawa Barat Banten dan DKI Jakarta

Perjalanan Sejarah Identitas Tatar Pasundan:

Dalam rentang waktu yang panjang, wilayah Parahyangan telah dikenal dengan berbagai sebutan, mencerminkan kekayaan budaya dan sejarahnya. 

Namun, gelombang globalisasi yang terus meningkat telah merenggut identitas ini. 

Nama Jawa Barat dianggap tidak lagi mencerminkan esensi dari Tatar Pasundan yang kaya akan budaya dan sejarahnya. 

Sebagai respons, masyarakat Parahyangan, melibatkan tokoh, seniman, budayawan, masyarakat adat, tokoh agama, dan berbagai komunitas, bersatu untuk menginisiasi perubahan nama provinsi ini. 

BACA JUGA:Wacana Pembentukan Provinsi Bandung Raya: Pemekaran Baru di Jantung Jawa Barat

BACA JUGA:Alasan Kenapa Banten Memisahkan Diri dari Jawa Barat : Sejak Tahun 1950, Bermimpi Jadi Provinsi Mandiri !

Upaya ini bukan hanya sekadar perubahan kosmetik, tetapi juga merupakan wujud dari pelestarian warisan budaya dan sejarah yang semakin terkikis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: