Menggali Identitas Tatar Pasundan dalam Dinamika Nama dan Pendidikan: Memahami Provinsi Pasundan

Menggali Identitas Tatar Pasundan dalam Dinamika Nama dan Pendidikan: Memahami Provinsi Pasundan

Menggali Identitas Tatar Pasundan dalam Dinamika Nama dan Pendidikan: Memahami Provinsi Pasundan.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

JAWA BARAT, PALPOS.ID - Menggali Identitas Tatar Pasundan dalam Dinamika Nama dan Pendidikan: Memahami Provinsi Pasundan.

Provinsi Pasundan sebelumnya dikenal sebagai Jawa Barat, menyimpan sejarah panjang yang melibatkan identitas budaya Tatar Pasundan. 

Inisiasi untuk mengembalikan nama provinsi ini menjadi Provinsi Pasundan muncul pada dekade 2000-an, menyoroti kebutuhan menjaga dan memperkuat karakteristik kultural dalam era globalisasi yang terus berkembang.

Dinamika Sejarah Nama Provinsi Pasundan

Provinsi Pasundan bukanlah nama asing bagi masyarakat Parahyangan. 

BACA JUGA:5 Destinasi Glamping yang Mengagumkan di Bandung Jawa Barat, Membuat Liburan Anda Penuh Kenangan

BACA JUGA:Provinsi Sunda Raya: Gagasan Penggabungan Jawa Barat, Banten, dan Jakarta

Sejak zaman kerajaan Nusantara, wilayah ini telah dikenal dengan berbagai sebutan, seperti Tatar Sunda, Parahyangan, Sunda Kalapa, dan Pasundan. 

Namun, seiring berjalannya waktu, identitas ini terasa semakin terkikis oleh gelombang globalisasi.

Pemberian nama Jawa Barat dianggap tidak mencerminkan karakteristik Tatar Pasundan yang kaya akan budaya dan sejarahnya.

Dalam upaya untuk menghidupkan kembali identitas yang terkandung dalam sebutan Pasundan, masyarakat Parahyangan, termasuk tokoh, seniman, budayawan, masyarakat adat, tokoh agama, dan berbagai komunitas, menginisiasi perubahan nama provinsi ini.

BACA JUGA:Wacana Pemekaran Wilayah di Jawa Barat: Sebuah Tinjauan Mendalam Otonomi Baru

BACA JUGA:Pemekaran Kabupaten Majalengka Jawa Barat: Kota Kertajati Bersiap Menjadi Daerah Otonom Baru

Aspirasi ini tidak hanya sebagai upaya merubah nama semata, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian warisan budaya dan sejarah yang semakin terkikis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: