NASIONAL, PALPOS.ID-Lockheed Martin, raksasa pertahanan AS, telah mengumumkan rencananya untuk meningkatkan produksi sistem persenjataannya dalam menghadapi tantangan keamanan global yang semakin meningkat.
Langkah ini datang di tengah konflik di Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, dan kekhawatiran akan tindakan militer China.
Lockheed Martin akan meningkatkan produksi High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS), dengan target menggandakan kapasitas produksi.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia F-15EX: Kisah di Balik Kemampuan Tak Tertandingi Pesawat Tempur Incaran Indonesia
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Keistimewaan ILSV APC 4.5: Mobil Tempur Buatan Indonesia
Sistem HIMARS adalah sistem artileri bergerak yang memberikan respons cepat dan tepat terhadap berbagai ancaman di medan perang.
Dengan kemampuan meluncurkan berbagai jenis amunisi, HIMARS memiliki keserbagunaan yang diakui secara internasional dan efektivitas yang terbukti.
Dalam langkah ambisius ini, Lockheed Martin berencana untuk meningkatkan produksi HIMARS dari 48 unit per tahun menjadi 60 unit, menuju tingkat produksi tahunan sebesar 96 unit pada akhir tahun 2024.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia CH-7: Rainbow 7, Teknologi Terbaru dalam Pertahanan Udara China
BACA JUGA:Mengenang TU-16 AURI yang Pernah Menembus Australia Tampa Terdeteksi Radar
Selain meningkatkan produksi HIMARS, Lockheed Martin juga berfokus pada peningkatan produksi sistem rudal anti-tank Javelin dan Guided Multiple Launch Rocket Systems (GMLRS).
Perusahaan berambisi meningkatkan produksi Javelin dari 2.400 unit per tahun menjadi hampir 4.000 unit pada akhir tahun 2026.
Demikian juga, Lockheed Martin bertujuan untuk menghasilkan lebih dari 10.000 unit GMLRS tahun ini dan meningkatkan kapasitas produksi ini menjadi 14.000 unit per tahun pada tahun 2025.
BACA JUGA:Angkatan Darat AS Mendadak Batalkan Program Pesawat Pengintai Bersenjata Masa Depan
BACA JUGA:Rafale, Pesawat Tempur Terbaik yang Dimiliki Indonesia