Menurut Laksma TNI Wiranto, kemandirian adalah esensi dari efek pencegahan dalam pertahanan.
Dengan memiliki kemandirian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor peralatan militer dan dapat melaksanakan produksi, pemeliharaan, dan mendukung kesiapan operasi bagi TNI AL dengan lebih efektif.
BACA JUGA:Membongkar Rahasia Pesawat Tempur yang Gagal Diproduksi Northrop YF-23
BACA JUGA:Kisah Misteri di Balik Tuduhan Pencurian Data Jet Tempur KF-21 Boramae Oleh Insinyur Indonesia
Penyesuaian terhadap Kemajuan Teknologi
Dalam menghadapi dinamika dan kemajuan teknologi di bidang kapal selam, PT PAL Indonesia terus melakukan penyesuaian untuk memilih teknologi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia.
Pengembangan teknologi Air Independent Propulsion (AIP) dan penggantian baterai dari liquid acid ke lithium-ion battery (LIB) menjadi langkah penting dalam meningkatkan kemampuan tempur dan waktu menyelam kapal selam.
BACA JUGA:Indonesia Harus Bisa Membangun Kapal Perang Destroyer Siluman
BACA JUGA:Skuadron Udara Roesmin Nurjadin Disiapkan Jadi Kandang Rafale
PT PAL Indonesia berkomitmen untuk terus menjadi pemimpin dalam penguasaan teknologi kapal selam di masa mendatang.
Komitmen untuk Masa Depan Indonesia Emas 2045
Dengan kepercayaan yang diberikan pada PT PAL Indonesia untuk melanjutkan proyek-proyek pembangunan kapal selam hingga mencapai target Indonesia Emas 2045,
BACA JUGA:Indonesia dan Korea Selatan: Menghadapi Tantangan dalam Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Helikopter Serang WZ-10ME Buatan China
PT PAL Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan terus berkomitmen untuk mendukung pertahanan maritim Indonesia.
Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan akademisi, PT PAL Indonesia yakin dapat memainkan peran yang signifikan dalam menjaga keamanan negara di tengah tantangan global yang semakin kompleks.