Sementara itu, avionik Rusia membawa radar PESA N011 M Bars dengan jangkauan yang mencengangkan dan kemampuan pengintaian inframerah yang handal.
Namun, misteri yang mengelilingi Su-37 tidak hanya terbatas pada kemampuan teknisnya.
Pesawat ini juga dikenal karena serangkaian modifikasi yang dilakukannya setiap tahun.
BACA JUGA:Indonesia Terpaksa Hentikan Pembangunan Kapal Light Frigate Martadinata Class Gara-Gara Ini
BACA JUGA:Demi Indonesia Fincantieri Gandeng Pembuat Radar Canggih Leonardo, Jual Kapal PPA nya ke Indonesia
Modifikasi pertama terjadi menjelang pameran udara Farnborough 1996, di mana Su-37 harus mengganti mesin AL-37FU dengan AL-31FP yang memiliki daya dorong lebih rendah.
Meskipun demikian, modifikasi ini ternyata meningkatkan kemampuan manuver pesawat secara signifikan.
Selain itu, modifikasi pada kokpit Su-37 juga menjadi sorotan. Pada akhir 90-an, salah satu layar MFD diganti dengan indikator jadul, menyisakan hanya 3 layar MFD saja.
BACA JUGA:Bukan Kelas Kaleng-Kaleng Italia Menjual Kapal PPA ke Indonesia Bukan Kapal Bekas
BACA JUGA:Ultimatum Putin: Pangkalan NATO yang Menampung F-16 Ukrania Jadi Target Sah Rusia
Pada tahun 2000, Su-37 terpaksa menggunakan mesin AL-31F tanpa TVC, meskipun ini menurunkan daya dorongnya.
Namun, modifikasi terakhir pada tahun 2001 berhasil mengembalikan Su-37 ke bentuknya yang lebih murni, dengan menggunakan HUD dan MFD dari Su-30MK yang seluruhnya merupakan produk Rusia.
Namun, kisah Su-37 tidak berakhir dengan senang hati. Pada tanggal 19 Desember 2002, pesawat ini mengalami kecelakaan tragis saat melakukan uji terbang rutin di dekat lapangan udara Zhukovsky, Rusia.
BACA JUGA:China Mengembangkan Helikopter Serang Baru: Persaingan Baru di Ranah Militer
BACA JUGA:Yakovlev Yak-141 Freestyle: Pesawat Tempur VTOL Uni Soviet Legendaris Era Perang Dingin
Kecelakaan ini menandai akhir dari era Su-37 Flanker-F Terminator yang penuh misteri dan mengejutkan dunia militer.