Dalam kesempatan tersebut, Yanin menyampaikan bahwa meskipun SKK Migas dan KKKS memiliki tugas utama untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas, mereka tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat di sekitar daerah operasi.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Barat: Dinamika Perjuangan Otonomi Baru Menuju Kemajuan
"Kami ikut prihatin terhadap banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar yang disebabkan oleh lahar dingin dari lereng Gunung Marapi.
Kami berharap bantuan yang diberikan sebagai bentuk kepedulian ini dapat memberikan manfaat dan membantu meringankan dampak dari bencana ini," ungkap Yanin.
Yanin juga menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan merupakan hasil sinergi bersama antara SKK Migas Sumbagut dengan beberapa perusahaan migas lainnya seperti PT Pertamina Hulu Rokan Zona 2 & 3, Texcal Energy Mahato Inc., EMP Energi Riau, EMP Energi Gandewa, EMP Bentu Ltd.
Kemudian, PT Imbang Tata Alam, EMP Gebang, EMP Tunas Energy - South CPP, PT SPR Langgak, Pertamina EP Lirik Field, PT Bumi Siak Pusako, PT Rizki Bukit Barisan Energi (South West BB), dan PT APG Westkampar Indonesia (PT APGWI).
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Barat: Perjuangan Bentuk 2 Kabupaten Otonomi Baru Sejak 2008
Sementara, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, menyampaikan apresiasi atas gerak cepat KKKS di wilayah Riau dan Sumatera Barat.
"Ini menunjukkan bahwa operator KKKS memiliki kepedulian yang cepat melalui program sosial kebencanaan dalam proses bisnis perusahaannya.
Semoga sumbangsih ini berguna bagi korban dan kondisi daerah yang terdampak dapat kembali pulih melalui dukungan pemerintah pusat, daerah, serta partisipasi dari berbagai pihak," pungkas Hudi. (*)