Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Pajoge Angkong dan Calon Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

Minggu 19-05-2024,20:34 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

Makna Pajoge Angkong

Pajoge Angkong adalah tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Nama "Pajoge Angkong" memiliki makna mendalam, di mana "Pajoge" berasal dari kata "Joge" dalam bahasa Bugis yang artinya "menari", dan "Angkong" mengacu pada calabai, atau laki-laki berpenampilan perempuan.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Menggali Kekayaan Kabupaten Bone Menuju Otonomi Baru

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: FPBS dan Harapan Pemekaran Otonomi Baru Kabupaten Bone Selatan 

Dengan demikian, Pajoge Angkong merupakan tarian yang ditarikan oleh calabai atau waria, yang memberikan sentuhan unik pada budaya tari tradisional Bugis.

Tujuan dan Fungsi Tarian Pajoge Angkong

Pajoge Angkong tidak hanya menjadi bentuk seni tradisional semata, tetapi juga memiliki tujuan tertentu. 

Tarian ini lahir dari gagasan para calabai yang mengembangkan gerakan tari sere bissu dengan tujuan merayu penonton yang hadir dalam pertunjukan. 

Keunikan Pajoge Angkong tidak hanya terletak pada gerakan tariannya yang lemah gemulai dan penuh ekspresi, tetapi juga pada keberanian para penarinya yang merangkul identitas waria dalam seni budaya tradisional.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Menyongsong Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Jarak Bone Calon Ibukota Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

Sejarah Kabupaten Bone: Bumi Arung Palakka

Pemekaran wilayah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Provinsi Bugis Timur bukanlah satu-satunya sejarah menarik yang terdapat di daerah ini. 

Kabupaten Bone, yang dijuluki Bumi Arung Palakka, memiliki catatan sejarah yang kaya dan penuh perjuangan. 

Nama Arung Palakka sendiri merujuk pada seorang pahlawan besar Bugis yang berjasa membebaskan rakyat Bone dan Bugis dari penindasan.

Kategori :