Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Pajoge Angkong dan Calon Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

Minggu 19-05-2024,20:34 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

Perjalanan Arung Palakka

Pada masa kejayaannya, Pangeran Arung Palakka melakukan perjalanan ke berbagai wilayah, termasuk Kerajaan Buton, dengan tujuan untuk membebaskan rakyat Bone dari penindasan Kesultanan Gowa.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Sejarah Kabupaten Bone Ibukota Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Potensi Wisata Eksotis Bone Calon Ibukota Provinsi Bugis Timur 

Melalui perjuangan yang gigih, Arung Palakka berhasil memimpin Bone meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada tahun 1666. 

Perjuangan ini menjadikan Arung Palakka sebagai pahlawan yang dihormati dan dikenang dalam sejarah Bugis.

Keberagaman Budaya Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan dikenal tidak hanya karena sejarah politiknya yang kaya, tetapi juga karena keberagaman budaya dan suku bangsanya. 

Provinsi ini merupakan rumah bagi berbagai suku, seperti Bugis, Makassar, Toraja, Mandar, dan banyak lagi.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Potensi Ekonomi Bone Calon Ibukota Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Batas Wilayah Tana Toraja Menuju Tiga Provinsi Otonomi Baru 

Keanekaragaman ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam seni, adat istiadat, dan tarian tradisional seperti Pajoge Angkong.

Sulawesi Selatan dan Perdagangan Rempah-Rempah

Pada masa keemasan perdagangan rempah-rempah, Sulawesi Selatan memainkan peran penting sebagai pintu gerbang menuju Kepulauan Maluku. 

Kerajaan-kerajaan seperti Gowa dan Bone menjadi pusat kekuasaan dan perdagangan, dengan rempah-rempah sebagai sumber kekayaan utama. 

Pada abad ke-17, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) menjalin aliansi dengan Arung Palakka untuk mengalahkan Kerajaan Gowa, yang menghasilkan perubahan signifikan dalam sejarah wilayah ini.

Kategori :