Meskipun memiliki segala potensi untuk menjadi salah satu hotel paling mengesankan di dunia, Hotel Ryugyong menghadapi banyak tantangan yang menghambat operasionalnya.
Sejak dimulainya konstruksi pada tahun 1987, hotel ini mengalami berbagai kendala teknis dan finansial.
Berikut beberapa alasan mengapa hotel ini masih belum pernah menerima tamu:
Masalah Keuangan: Pembangunan hotel terhenti beberapa kali karena masalah keuangan yang serius.
Krisis ekonomi di Korea Utara pada tahun 1990-an memperparah situasi, menyebabkan proyek ini terbengkalai selama bertahun-tahun.
Isolasi Politik: Korea Utara dikenal dengan kebijakan isolasi politiknya yang ketat.
Pembatasan ini membuat negara ini kurang menarik bagi wisatawan internasional, yang berdampak langsung pada industri perhotelan.
Masalah Konstruksi: Ada laporan bahwa kualitas konstruksi hotel ini tidak memenuhi standar internasional, yang membuatnya berisiko dan tidak aman untuk dihuni.
Kurangnya Infrastruktur Pendukung: Meskipun hotel ini terletak di pusat Pyongyang, infrastruktur pendukung seperti transportasi dan layanan turis lainnya kurang memadai untuk menarik tamu internasional.
Upaya untuk Merampungkan Proyek
Pemerintah Korea Utara telah berusaha menyelesaikan proyek ini beberapa kali.
Pada tahun 2008, sebuah perusahaan konstruksi dari Mesir, Orascom Group, dilibatkan untuk melanjutkan pembangunan.
Namun, meskipun beberapa bagian bangunan telah selesai, hotel ini tetap belum dibuka untuk umum.
Reaksi Internasional
Hotel Ryugyong sering menjadi sorotan internasional karena statusnya yang belum selesai dan biayanya yang sangat besar.
Banyak media dan pengamat internasional menyoroti hotel ini sebagai simbol ambisi besar yang tidak tercapai.