Namun, Hasto dengan tegas meminta mereka untuk tidak hadir, agar situasi tidak semakin memanas dan terkesan mengerahkan massa.
Dukungan moral dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri juga menjadi semangat bagi Hasto.
Tawa Megawati saat mendengar berita pemanggilan Hasto menjadi bukti bahwa dirinya tetap tegar dan tidak terintimidasi oleh situasi yang ada.
Hal ini juga memperlihatkan bahwa Megawati memahami situasi yang dihadapi Hasto, mengingat pengalamannya sendiri pada masa Orde Baru.
Perspektif Sejarah dan Perjuangan
Pengalaman Megawati dan Bung Karno dalam menghadapi tekanan hukum dan politik menjadi inspirasi bagi Hasto.
Megawati, yang pernah menghadapi panggilan polisi pada masa Orde Baru, memahami betul tekanan yang dialami oleh Hasto.
Kisah perjuangan Bung Karno melawan hukum kolonial juga menjadi cerminan bagi Hasto dalam menghadapi situasi ini.
Hasto menyadari bahwa apa yang ia alami saat ini adalah bagian dari dinamika politik dan perjuangan yang pernah dialami oleh pendahulunya.
Ia berusaha untuk tetap teguh pada kebenaran dan tidak terintimidasi oleh tekanan yang ada.
Hal ini sejalan dengan semangat perjuangan yang selalu dipegang teguh oleh PDI-P.
Analisis Hukum: Penghasutan dan Penyebaran Berita Bohong
Tuduhan terhadap Hasto terkait penghasutan dan penyebaran berita bohong perlu dianalisis lebih lanjut.
Pasal 160 KUHP mengatur tentang penghasutan, yang mencakup ajakan untuk melakukan tindak pidana atau keonaran di kalangan rakyat.
Sedangkan Pasal 28 ayat (3) Jo. Pasal 45A ayat (3) UU ITE mengatur tentang penyebaran informasi elektronik yang memuat konten kebohongan yang dapat menimbulkan kerusuhan di masyarakat.
Untuk membuktikan tuduhan ini, pihak kepolisian harus memiliki bukti yang cukup kuat bahwa Hasto melakukan penghasutan atau menyebarkan informasi yang tidak benar yang menyebabkan kerusuhan.