BATURAJA, PALPOS.ID - Pasca Surat Keputusan (SK) pengangkatannya sebagai Penjabat (Pj) Bupati OKU diperpanjang oleh Mendagri, H Teddy Meilwansyah mengaku dirinya akan fokus menuntaskan beberapa program di Bumi Sebimbing Sekundang salah satunya mengatasi masalah banjir.
"Terkait banjir di OKU, kemarin kami sudah paparan di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) serta meminta bantuan BRIN untuk mengkaji dan memetakan kira - kira apa yang terjadi di OKU ini," ungkap Teddy, Kamis 20 Juni 2024.
Teddy menjelaskan, dua hari yang lalu tim dari BRIN ini sudah turun ke OKU untuk melakukan pemetaan secara langsung hingga akhirnya akan dilakukan kajian.
"Sehingga hasil dari kajian ini dapat kami jadikan sebagai acuan langkah - langkah kedepan yang harus dilakukan bersama pemerintah pusat dan daerah. Dalam rangka melakukan mitigasi," tegasnya.
Namun, lanjut Teddy, berdasarkan pengamatan secara fisik melihat dari kondisi yang ada di daerah hulu, memang ada permasalahan. "Mungkin pengundulan hutan yang agak ekstrem. Memang betul-betul ini harus jadi perhatian bersama supaya tidak terjadi banjir ekstrem seperti ini dikemudian hari," harap Teddy.
BACA JUGA:Teddy Janji Akan Segera Perbaiki Kerusakan Jalan di Desa Sinar Kedaton
BACA JUGA:Teddy Raih Penghargaan Top Pembina BUMD 2024
Teddy mengungkapkan, banjir di OKU tahun ini luar biasa, karena dalam satu semester ini saja sudah tiga kali terjadi bencana banjir. Yakni 27 Februari, 7 Mei dan terakhir 22 Mei 2024.
"Ini artinya ada yang salah di daerah kami. Makanya kami sudah minta bantuan dengan BRIN dan Kepala BNPB untuk bersama - sama kajian secara komprehensif dengan harapan dapat menuntaskan permasalahan banjir di OKU," ujarnya.
Sementara disinggung dugaan penyebab, kata Teddy banyak. Mulai kemungkinan adanya perkebunan, pertambangan dan lainnya. "Kemungkinan banyak, tapi kita tunggu hasil kajian BRIN untuk memastikannya," lanjutnya.
Teddy mejelaskan, untuk mengatasi banjir, dalam jangka pendek pihaknya sudah melakukan imbauan kepada masyarakat di daerah huluan jangan sampai mereka melakukan perambahan hutan. Karena itu mungkin jadi salah satu penyebab.
"Langkah pendek, dan menengah sudah akan melakukan pembangunan kolam - kolam retensi dan normalisasi sungai sehingga curah hujan tinggi paling tidak dapat mengurangi," tambahnya. (*)