Baterainya juga memungkinkan Tourbillon untuk memiliki jangkauan mode EV hingga 60 km, cukup untuk perjalanan singkat dengan nol emisi.
Dengan tenaga besar tersebut, Bugatti Tourbillon mampu melesat dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam waktu 2,0 detik.
Untuk mencapai kecepatan 300 km/jam, mobil ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 detik, sementara kecepatan 400 km/jam dapat dicapai dalam waktu di bawah 25 detik.
BACA JUGA:Segini Harga Neta V-II Resmi Diperkenalkan Mobil Listrik dengan Baterai Rakitan Lokal
BACA JUGA: Mobil Baru Tanpa Ribet! Hyundai Sajikan One Stop Service di Pesta Trade-in Nasional
Meskipun angka tersebut sangat mengesankan, Tourbillon masih sedikit kalah cepat dibandingkan dengan Rimac Nevera yang mampu mencapai 400 km/jam dalam 21,3 detik.
Namun, ini tidak mengurangi kehebatan Tourbillon sebagai salah satu hypercar tercepat yang pernah ada.
Kecepatan maksimum Tourbillon dibatasi pada 380 km/jam dengan limiter.
BACA JUGA:Mobil Listrik Evina: Karya Inovatif Indonesia yang Kini Tinggal Kenangan
Namun, Bugatti memberikan fitur 'speed key' yang memungkinkan pengemudi untuk membuka potensi penuh dari mesin ini dan mencapai kecepatan hingga 445 km/jam.
Ini menjadikan Tourbillon bukan hanya sebagai kendaraan berperforma tinggi, tetapi juga sebagai simbol kecepatan dan teknologi mutakhir.
Nama "Tourbillon" diambil dari komponen mekanis dalam jam tangan yang ditemukan pada tahun 1801 di Swiss.
BACA JUGA:Langkah Maju BYD Indonesia: Berinvestasi Miliaran Dolar Untuk Bangun Pabrik Mobil BYD di Subang
BACA JUGA:Neta V-II Generasi Terbaru Siap Meluncur Bakal Goyang Pasar Mobil Listrik Indonesia
Tourbillon dalam dunia horologi merupakan mekanisme rumit yang digunakan untuk meningkatkan akurasi jam tangan dengan mengimbangi efek gravitasi.