Inflasi Sumsel Juli 2024 Tercatat 1,87%: Pj Gubernur Elen Setiadi Ungkap Kondisi Ekonomi Terkini

Jumat 02-08-2024,22:43 WIB
Reporter : Septi
Editor : Bambang

SUMSEL, PALPOS.ID-Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi, SH., M.S.E, menghadiri acara rilis berita resmi statistik (BRS) bulan Agustus 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel di Graha Bina Praja Pemprov Sumsel.

Dalam kesempatan ini, BPS memaparkan data terbaru mengenai inflasi, nilai tukar petani (NTP), serta indikator ekonomi lainnya seperti pariwisata, transportasi, dan ekspor-impor.

Berdasarkan data yang dirilis, inflasi tahun ke tahun (year on year) di Provinsi Sumsel pada bulan Juli 2024 tercatat sebesar 1,87 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,11.

BACA JUGA: Kolaborasi Efektif, Sumsel Sukses Kendalikan Inflasi dan Turunkan Stunting

BACA JUGA:Sebut Cabe Sebabkan Inflasi di Sumsel, Agus Fatoni juga Minta Kebiasaan Satu ini Harus Dihapus

Inflasi tertinggi dilaporkan terjadi di Kota Palembang, yaitu sebesar 2,09 persen dengan IHK sebesar 105,82, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Muara Enim dengan angka 1,04 persen dan IHK sebesar 106,69.

Elen Setiadi, dalam sambutannya, menegaskan bahwa meskipun terdapat beberapa kenaikan harga, inflasi secara umum masih dalam kendali.

Menurut Elen, data tersebut menunjukkan bahwa inflasi Sumsel masih berada di bawah angka nasional, yang menunjukkan kondisi ekonomi yang relatif stabil di tingkat provinsi.

BACA JUGA:Rakor Kades, Lurah, dan Camat se-Sumsel : Fokus Inflasi, Stunting, Kemiskinan Ekstrem, dan Pemilu 2024 !

BACA JUGA:Kemendagri: Kota Palembang Dapat Kendalikan Inflasi, Harga Kebutuhan Masih di Bawah HET

Dalam laporan tersebut, beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks yang signifikan. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang meningkat sebesar 2,02 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami kenaikan sebesar 2,17 persen, sementara kelompok kesehatan meningkat sebesar 1,92 persen.

Kenaikan juga terlihat pada kelompok transportasi (2,04 persen) dan pendidikan (2,86 persen). Kenaikan di kelompok ini menunjukkan adanya tekanan pada biaya hidup yang berdampak pada daya beli masyarakat.

BACA JUGA:WPI Buktikan Komitmen Keberlanjutan di Banyuasin dengan Kontribusi Terhadap Ekonomi dan Lingkungan

BACA JUGA:OJK Inisiasi Sekretariat Bersama Atasi Tantangan Ekonomi dan Sosial di Sumatera Selatan dan Babel

Kategori :