SUMSEL, PALPOS.ID-Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas, dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Salah satu provinsi yang menonjol dalam hal ini adalah Sumatera Selatan (Sumsel), yang tidak hanya memiliki keanekaragaman hayati yang kaya tetapi juga berbagai tantangan dalam pelestariannya.
Dalam rangka mendukung pelestarian lingkungan dan memanfaatkan potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK), Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, melalui Aviation Fuel Terminal Sultan Mahmud Badaruddin II (AFT SMB II), telah mengambil langkah konkret dengan memberikan pelatihan kepada Kelompok Pemuda Pemudi Cinta Lingkungan (Kemudi).
Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari inisiatif Nursery Puyu yang bertujuan untuk mengkonservasi tanaman endemik langka dan melestarikan HHBK.
Melalui kolaborasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Pertamina berkomitmen untuk mendukung upaya ini dengan mendirikan "Kembali Hutan Cafe," sebuah inisiatif yang tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan tetapi juga pada pengembangan ekonomi lokal.
Sumatera Selatan dikenal sebagai daerah dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk berbagai jenis flora dan fauna yang unik dan endemik.
Namun, tingginya tingkat keanekaragaman ini juga disertai dengan ancaman serius, seperti deforestasi dan kerusakan habitat.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan strategi yang efektif untuk melindungi dan memelihara proses-proses alam esensial yang bergantung pada keanekaragaman hayati.
BACA JUGA:Kopi Sumsel Diakui Pasar, Harga Tembus Rekor Tertinggi
Salah satu upaya penting adalah melalui program HHBK, yang berfokus pada pemanfaatan hasil hutan yang bukan berupa kayu, seperti tanaman obat, rempah-rempah, dan produk lainnya yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tanpa merusak lingkungan.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel untuk memberikan pelatihan kepada Kelompok Kemudi.
Pelatihan ini berfokus pada pengolahan kopi, yang merupakan salah satu jenis HHBK yang memiliki potensi ekonomi signifikan.