Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet Jelang Akhir Masa Jabatan, PDIP Geram: "Ini Permainan Politik Kotor!"

Senin 19-08-2024,15:32 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

PALPOS.ID - Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet Jelang Akhir Masa Jabatan, PDIP Geram: "Ini Permainan Politik Kotor!".

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membuat gebrakan politik dengan melakukan reshuffle kabinet pada Senin pagi, 19 Agustus 2024, hanya dua bulan sebelum masa jabatannya berakhir. 

Tindakan ini mengejutkan berbagai pihak, terutama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang merasa geram karena beberapa tokoh penting mereka turut tergeser dalam perubahan ini.

Dalam reshuffle kali ini, tujuh pejabat setingkat menteri dan kepala lembaga resmi dilantik menggantikan posisi yang sebelumnya diisi oleh tokoh-tokoh dari berbagai partai, termasuk PDIP. 

BACA JUGA:Pileg dan Pilpres 2024 Dinilai Pemilu Terburuk Setelah Reformasi: Sebuah Catatan Kritis Djarot PDIP

BACA JUGA:Politikus PDIP Kritik Progres Pembangunan IKN:

Salah satu yang paling disorot adalah penggantian Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. 

PDIP menyatakan kekecewaannya secara terang-terangan melalui pernyataan Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus.

PDIP Merespons Keras: Jokowi Mainkan Politik Kekuasaan?

Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, dalam pernyataan tertulisnya mengungkapkan keheranannya terhadap langkah Presiden Jokowi yang dinilai tidak beralasan etis maupun substansial. 

Deddy mencurigai bahwa reshuffle ini bukan sekadar keputusan birokratis, tetapi lebih kepada permainan politik kotor untuk mengamankan kepentingan dan posisi politik Jokowi dan dinastinya.

BACA JUGA:PDIP Usung 610 Kepala Daerah di Pilkada 2024: 54 Persen Kader Internal, Golkar Dominasi Koalisi 10 Persen

BACA JUGA:Isu PDIP Diambil Alih: Megawati Batal Pensiun dan Siap Jadi Ketua Umum Lagi

"Reshuffle ini dilakukan di saat yang sangat dekat dengan akhir masa jabatan Jokowi. Kami melihat bahwa ini adalah langkah untuk mempersiapkan kekuatan politik yang akan mendukung Jokowi menghadapi tantangan politik di masa depan, terutama dari Prabowo Subianto," ungkap Deddy Sitorus.

Menurut Deddy, tidak ada alasan yang cukup kuat untuk melakukan reshuffle di akhir masa jabatan. 

Kategori :