"Itu kan dikembalikan kepada prioritas pemerintah baru. Itu kan perlu dukungan pendanaan, dukungan kebijakan, dukungan pelaksanaan skema-skemanya," jelasnya.
Melanjutkan Semangat Pembangunan Presiden Jokowi
Rencana pembangunan 2.300 km tol baru ini tidak terlepas dari semangat pembangunan infrastruktur yang telah digalakkan oleh Presiden Joko Widodo.
BACA JUGA:Jembatan Tol Sungai Ogan: Ikon Terbaru Provinsi Sumatera Selatan
Selama dua periode kepemimpinannya, Presiden Jokowi berhasil membangun 2.700 km jalan tol baru.
Capaian ini merupakan fondasi yang kuat bagi pemerintahan berikutnya untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur yang lebih merata dan berkeadilan.
Dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2024, Presiden Jokowi memaparkan capaian-capaian besar di sektor infrastruktur.
Ia menyatakan bahwa pembangunan jalan tol, jalan nasional, pelabuhan, bandara, bendungan, dan jaringan irigasi baru selama 10 tahun kepemimpinannya merupakan langkah untuk memperkokoh fondasi dan melahirkan peradaban baru di Indonesia.
BACA JUGA:Kebut Penlok Jalan Tol, Sekda Apriyadi Minta Kementerian PUPR Lampirkan Justek
“Alhamdulillah, selama 10 tahun ini kita telah mampu membangun sebuah fondasi dan peradaban baru, dengan pembangunan yang Indonesia sentris, membangun dari pinggiran, membangun dari desa, dan membangun dari daerah terluar,” kata Jokowi dalam pidatonya di Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Dampak Ekonomi dan Sosial Pembangunan Tol
Pembangunan infrastruktur jalan tol tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi yang mempercepat mobilitas, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.
Salah satu dampak terbesar yang dirasakan adalah penurunan biaya logistik.
Mohammad Zainal Fatah, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, menjelaskan bahwa dengan pembangunan infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, biaya logistik di Indonesia berhasil ditekan dari 24% menjadi 14% pada tahun 2023.