"Dari tahun 2014 hingga sekarang, kebutuhan data oleh AI sangat cepat dan masif, bisa mencapai triliunan data," kata Ika. Hal ini menunjukkan bahwa ada simbiosis antara AI dan media, di mana keduanya saling membutuhkan.
Namun, kolaborasi ini juga harus dibangun di atas dasar yang adil dan transparan. Media harus memiliki kontrol atas bagaimana konten mereka digunakan oleh platform AI.
"Apa yang harus dilakukan publisher? Jangan panik, tetapi tetap terinformasi. Pantau pembaruan dari pengembang dan pengumuman platform. Tegaskan kontrol atas bagaimana konten Anda digunakan dengan alat web yang tersedia," ujar Irene.
Mengelola Hubungan dengan Audiens di Era Digital
Selain itu, media juga harus fokus pada pengelolaan hubungan langsung dengan audiens mereka.
Di era digital, di mana informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah, menjaga hubungan yang baik dengan audiens menjadi kunci untuk mempertahankan relevansi.
Irene menekankan pentingnya kolaborasi antar perusahaan media untuk bekerja sama dalam advokasi.
"Perusahaan media harus bekerja sama dalam advokasi," tambahnya.
Ini berarti media tidak hanya harus beradaptasi dengan teknologi baru, tetapi juga harus mengembangkan strategi untuk melibatkan audiens mereka secara lebih efektif.
Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari menyediakan konten yang lebih relevan dan berkualitas, hingga memanfaatkan platform digital untuk membangun komunitas yang kuat di sekitar merek mereka.
Masa Depan Media di Era AI: Peluang dan Tantangan
Masa depan media di era AI penuh dengan peluang dan tantangan. Di satu sisi, AI menawarkan berbagai alat yang dapat membantu media meningkatkan efisiensi dan menghasilkan konten yang lebih berkualitas.
Namun, di sisi lain, media juga harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari menjaga hak atas konten mereka, hingga memastikan bahwa mereka tetap relevan di tengah perkembangan teknologi yang cepat.
Dalam menghadapi tantangan ini, media harus proaktif dalam mengadopsi teknologi baru, sambil tetap menjaga integritas dan kualitas konten mereka.
Ini bukan hanya tentang bertahan hidup di era digital, tetapi juga tentang bagaimana media dapat terus berkembang dan memainkan peran penting dalam mencerahkan peradaban.
Jadi, menghadapi gelombang kecerdasan buatan, media harus berdamai dan beradaptasi dengan perubahan yang ada.