PALEMBANG, PALPOS.ID-Setelah Perang Dunia II berakhir, berbagai perubahan besar terjadi di seluruh dunia, termasuk dalam industri otomotif.
Salah satu warisan perang yang menjadi ikon adalah Jeep Willys. Awalnya digunakan untuk keperluan militer, Jeep Willys mulai digunakan oleh warga sipil setelah masa perang.
Di Amerika Serikat, model ini dikenal dengan kode "CJ" yang merupakan singkatan dari "Civilian Jeep" atau Jeep Sipil. Pada tahun 1945, dua model penting diluncurkan oleh Willys, yaitu CJ2 dan CJ3.
Walaupun di Amerika Serikat produksi Jeep Willys lambat laun dihentikan, kendaraan tangguh ini tetap diproduksi di negara lain dengan lisensi resmi.
BACA JUGA:Suzuki XL7 Hybrid Dapat Jadi Pilihan Tepat Mobil Keluarga dengan Konsumsi Bahan Bakar 19,2 km/liter
BACA JUGA:Suzuki Jimny Versi Diesel: Kendaraan Ikonik yang Menaklukkan Medan Eropa
Misalnya, di Prancis, Jeep Willys diluncurkan dengan nama Delahaye pada tahun 1950, dan pada 1955 dengan nama Hotchkiss.
Di Jepang, Jeep ini muncul pada tahun 1953 dengan nama Mitsubishi J3, dan di Taiwan, Jeep Willys menjadi populer sejak tahun 1956.
Namun, kisah menarik Jeep Willys di Indonesia bermula dari agresi militer Belanda di Palembang setelah proklamasi kemerdekaan.
Pada 12 Oktober 1945, pasukan Inggris yang dipimpin oleh Kolonel Carmichael tiba di Palembang dengan kendaraan militer yang dioperasikan oleh NICA (Nederlandsch-Indische Civiele Administratie).
BACA JUGA:Mengenal Varian Langka Suzuki Jimny di Indonesia: Dari Samurai hingga Sierra
BACA JUGA:Fortuner 2024 Meluncur di Indonesia: Varian GR Sport Siap Taklukkan Berbagai Medan
Salah satu kendaraan yang mereka bawa untuk memperkuat pertahanan adalah Jeep Willys.
Jeep Willys menjadi pilihan yang tepat untuk medan tempur di Palembang, yang terdiri dari jalan-jalan berlumpur dan medan yang sulit.
Namun, seiring dengan kekalahan Belanda dan mundurnya pasukan mereka dari wilayah tersebut, berbagai peralatan perang, termasuk Jeep Willys, tertinggal di tanah Indonesia.