Harga nikel, yang merupakan komponen penting dalam industri baterai kendaraan listrik, juga naik 2,13% menjadi USD 16.284 per ton berdasarkan data London Metal Exchange (LME).
Di sisi lain, harga timah mencatat kenaikan tipis 0,39% menjadi USD 31.929 per ton.
Sementara itu, harga batu bara, yang merupakan salah satu komoditas energi utama di dunia, mengalami penurunan tipis sebesar 1,26% menjadi USD 132,90 per ton berdasarkan bursa ICE Newcastle di Australia.
Penurunan harga batu bara ini terjadi di tengah penurunan permintaan global akibat transisi ke sumber energi terbarukan dan penurunan produksi industri di beberapa negara besar, seperti China dan India.
Jadi, harga minyak dunia terus mengalami penguatan didorong oleh berbagai faktor eksternal, seperti dampak Badai Francine di Teluk Meksiko dan ekspektasi penurunan stok minyak mentah di AS.
Keputusan Federal Reserve AS terkait penurunan suku bunga juga turut memberikan dukungan bagi kenaikan harga minyak, dengan harapan peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan energi di masa depan.
Namun, ketidakpastian terkait permintaan minyak dari China dan perkembangan ekonomi global masih menjadi faktor yang membatasi kenaikan harga minyak secara signifikan.
Di sisi lain, pergerakan harga komoditas lain, seperti CPO, nikel, dan timah, menunjukkan adanya dinamika positif di pasar komoditas global, sementara harga batu bara mengalami penurunan akibat transisi energi global.