PALPOS.ID-Mazda Astina, sebuah nama yang langsung membangkitkan nostalgia bagi para pecinta otomotif Indonesia, bukan hanya sekadar mobil, tetapi juga simbol teknologi canggih di era 90-an.
Dikenal sebagai salah satu mobil dengan performa menakjubkan dan desain yang futuristik, Mazda Astina melesat di jalanan dengan pesona yang sulit ditandingi.
Mobil ini tidak hanya memikat hati lewat gaya liftback yang aerodinamis, tetapi juga dengan fitur-fitur yang melebihi zamannya.
Diluncurkan pada 1991 oleh PT National Motors Co., bagian dari Indomobil Group, Mazda Astina hadir dengan tagline yang mengesankan: “Mazda Hadirkan Teknologi Masa Depan Saat Ini.” Tagline ini bukan sekadar janji kosong.
BACA JUGA:Lebih dari 1 Juta Pengguna, Inilah Keunggulan Chery TIGGO 5X yang Memikat Dunia
Astina benar-benar membawa teknologi yang belum banyak ditemukan pada mobil-mobil sekelasnya di Indonesia, menjadikannya salah satu kendaraan paling diidamkan pada masanya.
Salah satu daya tarik utama dari Mazda Astina adalah desain lampu pop-up yang khas, menjadi pelopor di Indonesia 30 tahun silam.
Lampu model ini tidak hanya memberi kesan sporty, tetapi juga elegan, mengingatkan kita pada sosok Toyota Trueno dan Levin, serta Mazda RX-7 FC yang legendaris.
Meskipun memiliki tampilan depan yang sedikit mengotak, garis desainnya masih mampu memberikan kesan modern dan stylish, bahkan jika dibandingkan dengan mobil-mobil masa kini.
BACA JUGA:Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Lahir Dari Krisis Ekonomi Melanda ke Mobil Sejuta Umat
Dari sudut pandang aerodinamika, kap mesin yang menukik ke atas memberikan kesan agresif dan mendukung performa mobil saat melaju dalam kecepatan tinggi.
Jarak antara bagian bawah bodi ke atap yang tidak terlalu tinggi, menambah kestabilan mobil di jalan raya, terutama saat dipacu dalam kecepatan tinggi.
Desain ini benar-benar dipikirkan untuk menciptakan mobil yang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga fungsional di lintasan.
Spoiler mungil di bagian belakang, meski terkesan sederhana, memberikan gaya downforce yang cukup signifikan ketika Astina diajak ‘ngebut’.