Tempurung kelapa juga masih dimanfaatkan dalam beberapa industri, namun air kelapa yang dihasilkan selama proses pengolahan tidak diolah dan dibiarkan terbuang begitu saja.
BACA JUGA:Minyak Kelapa dan Lidah Buaya Dapat Mengobati Wasir
Pengabaian terhadap air kelapa ini menunjukkan ketidakmampuan industri kelapa dalam negeri untuk sepenuhnya memanfaatkan semua bagian dari kelapa.
Hal ini membuat potensi devisa yang seharusnya dapat dimaksimalkan menjadi hilang.
GAPNI berharap pemerintah dapat melihat ini sebagai peluang besar untuk meningkatkan perekonomian melalui hilirisasi industri kelapa.
Pasar Nonmakanan dari Produk Kelapa Masih Terbuka Lebar
Selain hilangnya potensi devisa dari air kelapa, GAPNI juga menyoroti pasar nonmakanan dari produk turunan kelapa yang belum tergarap dengan maksimal di Indonesia.
BACA JUGA:Kelapa Hijau Dapat Mengatasi Sakit Kepala, Jerawat Serta Flek Hitam
Pemanfaatan kelapa selama ini memang lebih fokus pada industri makanan, seperti minyak kelapa dan nata de coco.
Namun, di negara-negara seperti Filipina dan Vietnam, kelapa sudah dimanfaatkan hingga menghasilkan produk nonmakanan yang bernilai jual tinggi.
"Di Filipina, kelapa sudah diolah menjadi produk nonmakanan seperti masker wajah, jaket, dan produk-produk kecantikan lainnya. Vietnam juga sudah mengembangkan produk turunan kelapa hingga ke industri fashion. Harapan kami, Indonesia juga bisa mengembangkan kerja sama dalam hal ini," ujar Derri.
Menurutnya, pasar nonmakanan dari produk turunan kelapa masih sangat luas dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
BACA JUGA:Otonomi Baru Provinsi Jabar Raya: Usulan Pemekaran Sejarah Menyambungkan Jejak Kerajaan Sunda Kelapa
BACA JUGA:Manisnya Kombinasi Alpukat dan Nangka dalam Es Kelapa yang Menggugah Selera
Dengan memanfaatkan air kelapa dan bagian lain dari kelapa yang selama ini diabaikan, Indonesia bisa menghasilkan produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tinggi tetapi juga berdaya saing di pasar internasional.