Meski begitu, akumulasi penyaluran pinjaman kepada borrower meningkat 26,33 persen (yoy) menjadi Rp7,85 triliun.
Namun, akumulasi dana yang diberikan oleh lender menurun 20,72 persen (yoy) menjadi Rp232,24 miliar, dengan outstanding pinjaman per Agustus 2024 sebesar Rp3,77 triliun.
Edukasi dan Perlindungan Konsumen Berdasarkan data dari Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) per 30 September 2024, tercatat 1.449 pengaduan dari masyarakat di Sumbagsel, dengan 56,18 persen di antaranya berasal dari sektor IKNB.
BACA JUGA:Tingkatkan Literasi Keuangan, BNI dan OJK Ajak Pelajar Kenali Program SiMud
BACA JUGA:OJK Dorong Inovasi Pembiayaan untuk Pertumbuhan Sektor Kelapa Sawit Rakyat
OJK berkomitmen untuk menyelesaikan pengaduan tersebut, baik yang berindikasi sengketa maupun pelanggaran, dengan tingkat penyelesaian mencapai 83,09 persen, termasuk 1,38 persen penyelesaian melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS).
Permasalahan utama yang dikeluhkan oleh konsumen mencakup Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), restrukturisasi, dan perilaku petugas penagihan, terutama terkait fasilitas kredit multiguna dan fintech pinjaman online.
OJK terus mendorong penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak-hak konsumen serta produk-produk jasa keuangan yang ada.
Penutup Secara keseluruhan, kinerja industri jasa keuangan di Sumbagsel menunjukkan perkembangan yang positif dan stabil.
BACA JUGA:Pesan OJK Waspada Nonton Dapat Cuan, Bisa Jadi Ilegal
BACA JUGA:Tegas, OJK Perintahkan Perbankan untuk Memblokir Rekening yang Terlibat Judi Online
Pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor perbankan, pasar modal, dan IKNB menjadi sinyal bahwa sektor keuangan di wilayah ini semakin kuat.
OJK akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan layanan keuangan secara bijak dan bertanggung jawab.