Hal ini membuktikan bahwa kendaraan niaga dari Indonesia tak hanya bersaing, tetapi juga diminati di pasar global.
BACA JUGA:Mengupas Tuntas Lexus LBX: Kecil, Mewah, dan Penuh Teknologi
Meski nama dan brand yang dipakai berbeda, Mazda Bongo dan Toyota Town Ace memiliki basis yang sama dengan Gran Max.
Kedua kembarannya ini, seperti Gran Max, dirancang sebagai kendaraan niaga multifungsi. Perbedaan utama lebih banyak terletak pada fitur dan penyesuaian spesifikasi yang disesuaikan dengan standar di masing-masing pasar.
Seri S400 yang mencakup Daihatsu Gran Max dan kembarannya ini memiliki bodi dengan konsep semi-kabin-di-atas-mesin.
Desain ini memungkinkan kabin lebih lega untuk kebutuhan komersial, tetapi tetap kompak untuk penggunaan di perkotaan.
Mobil-mobil ini mengusung mesin 3SZ-VE berkapasitas 1.495 cc, dengan pilihan transmisi manual 5 percepatan atau otomatis 4 percepatan.
BACA JUGA:GWM Tank 300 Mulai Mengaspal Dengan Harga 800 Jutaan, Siap Saingi Fortuner dan Pajero Sport
Penggerak roda belakang adalah standar, sementara opsi penggerak empat roda penuh waktu (4WD) ditawarkan sejak pertengahan 2010.
Bahkan, Toyota Town Ace yang dijual di Jepang mendapatkan facelift pada tahun 2020 dengan mesin baru 2NR-VE 1.496 cc, sekaligus menghapus papan nama Lite Ace di Jepang karena integrasi jaringan dealer Toyota.
Pikap ini kemudian juga dipasarkan di Taiwan sejak 2021, dan di Filipina mulai 2022 di bawah nama Lite Ace. Ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan pasar untuk platform yang berbasis di Indonesia ini.
Salah satu alasan mengapa Gran Max dan kembarannya begitu diminati di berbagai negara adalah karena dimensinya yang kompak, namun tetap menawarkan ruang kargo yang luas.
BACA JUGA:Datsun Curut Pertamina: Mobil Niaga Dengan Desain Unik yang Kini Jadi Incaran Kolektor
BACA JUGA:Kisah Great Corolla, Sedan ‘Mini Lexus’ yang Terus Bersinar di Dunia Otomotif