PALPOS.ID - Prabowo Subianto Putuskan Pemindahan Ibu Kota: Antara Perubahan Iklim dan Masa Depan Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa ancaman perubahan iklim global menjadi faktor utama di balik keputusan memindahkan ibu kota negara ke Nusantara di Kalimantan Timur.
Dalam pidato yang disampaikan pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 19 November 2024, Prabowo menyoroti dampak langsung perubahan iklim terhadap Indonesia, termasuk naiknya permukaan laut yang mulai menenggelamkan daerah pesisir.
Perubahan Iklim Mengancam Wilayah Pesisir
“Indonesia menderita dampak langsung dari perubahan iklim. Daerah pesisir kita terendam oleh naiknya permukaan laut. Kita terpaksa memindahkan ibu kota kita,” ujar Prabowo, dikutip dari video resmi Sekretariat Presiden.
BACA JUGA:Dana Pembangunan IKN Nusantara Sudah Mencapai Rp167 Triliun: Ternyata 49 Persen Berasal dari APBN
BACA JUGA:Presiden Jokowi Canangkan Kawasan Wanagama di IKN Nusantara, Apa Itu?
Ia menyebutkan, pantai utara Jawa menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak, dengan permukaan laut naik hingga lima sentimeter per tahun.
Kondisi ini telah menyebabkan hilangnya ratusan ribu hektar lahan produktif, mempersulit kehidupan para petani dan nelayan, serta memperburuk kemiskinan dan kelaparan.
Menurutnya, keputusan untuk memindahkan ibu kota adalah langkah strategis untuk melindungi masa depan Indonesia.
Komitmen pada Energi Hijau dan SDGs
Prabowo juga menegaskan komitmen Indonesia dalam transisi menuju energi hijau sebagai bagian dari upaya mencapai net zero emission sebelum tahun 2050.
BACA JUGA:Celios Menilai Megaproyek IKN Nusantara Gagal: Tantangan Pembangunan dan Risiko Ekonomi
Dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Indonesia berfokus pada pengembangan biodiesel dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke sumber energi terbarukan.