PENDIDIKAN, PALPOS.ID-Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Disdik Sumsel) bekerja sama dengan ICRAF Indonesia sedang merancang kurikulum muatan lokal (Mulok) yang berfokus pada pangan lokal untuk siswa SMA dan SMK.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan dan menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Awaluddin, dalam lokakarya yang digelar di Hotel Beston Palembang, Selasa (3/12).
Awaluddin menekankan pentingnya pendidikan tentang pangan lokal dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang sudah mulai dirasakan di Sumsel.
Ia mengungkapkan bahwa wilayah ini sering dilanda bencana hidrometeorologi dan peningkatan frekuensi serta intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
BACA JUGA:SPNF SKB OKU Adakan Workshop Kurikulum Merdeka dan Platform Mengajar
BACA JUGA:Dua Kabupaten di Sumsel Resmi Gunakan Kurikulum DAS dan Gambut
Perubahan ini berdampak langsung pada ketahanan pangan masyarakat.
“Pendidikan tentang pangan lokal sangat penting karena perubahan iklim tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali literasi dan keterampilan untuk menghadapi tantangan ini, termasuk memahami potensi pangan lokal di lingkungan mereka,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa generasi muda saat ini masih memiliki pemahaman yang minim tentang jenis dan manfaat pangan lokal.
Padahal, banyak sumber pangan di sekitar yang memiliki potensi besar tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
“Sebagai contoh, gandum yang diolah dengan benar bisa menjadi alternatif pangan yang bernilai. Ini hanya salah satu dari banyak contoh pangan lokal yang bisa kita kembangkan,” jelasnya.
BACA JUGA:Kadisidik OKU Minta Kepsek dan Guru Sukseskan Kurikulum Merdeka, Ini Katanya...
BACA JUGA:Kurikulum Merdeka Mudah Dicerna Siswa di Muara Enim
Awaluddin menambahkan bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dan nilai-nilai lokal.