Ia mengungkapkan bahwa awalnya talud direncanakan sepanjang 150 meter, namun hanya dikerjakan sepanjang 100 meter.
BACA JUGA:Serap Aspirasi Masyarakat, Anggota DPRD Prabumulih Gelar Reses Perdana
Lebih mengecewakan, talud yang sudah ada malah dihancurkan dalam proses pengerjaan.
"Kami kecewa karena mulanya dapat informasi akan dikerjakan 150 meter, tapi ternyata hanya 100 meter. Kenapa talud yang ada justru dihancurkan?" keluh Muhson.
Ia mendesak pelaksana proyek dan pemerintah untuk segera membangun kembali talud yang telah dihancurkan.
Warga lainnya juga menyoroti bahwa kondisi pembangunan talud sangat tidak sesuai dengan harapan.
Di sisi kiri, talud yang sudah dihancurkan tidak diganti, dan kondisi di lapangan tampak tidak rapi. "Hanya secumpuk, dan kondisi di lapangan sangat tidak rapi.
Talud yang diseberang juga terputus," ungkap seorang warga yang mengharapkan tanggapan dari pemerintah.
Sementara, Tika, salah satu warga, juga mengeluhkan dampak lingkungan dari proyek ini.
Ia mengaku bahwa beberapa pohon pisang di lahan dekat sungai yang ada di pinggir rumahnya telah dirobohkan.
BACA JUGA:Tok !! DPRD Kota Prabumulih Sahkan APBD 2025 Rp1,072 Triliun
BACA JUGA:Komitmen Dalam Pemberantasan Korupsi, Kejari Prabumulih Bangun Kesadaran Anti-Korupsi Sejak Dini
"Talud yang sudah dirusak tidak dibangun lagi, tanaman pisang di tanah kami sudah dirobohkan. Tetapi tanahnya tidak dirapikan, banyak beling," keluhnya.