Kedua lembaga berkomitmen untuk terus bersinergi demi mencapai tujuan survei, yaitu menyediakan data yang akurat dan berkualitas sebagai dasar perencanaan kebijakan di bidang literasi dan inklusi keuangan.
Arifin menutup Rakorda dengan menyampaikan harapannya bahwa survei ini dapat menjadi katalisator untuk perubahan positif di masyarakat.
“Kami ingin masyarakat Sumatera Selatan semakin mudah mengakses layanan keuangan, sehingga mereka dapat memanfaatkan potensi ekonomi mereka secara maksimal,” katanya.
Sementara itu, Wahyu menegaskan pentingnya hasil survei ini bagi pembangunan daerah.
“Data yang kami hasilkan harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan menjadi pijakan bagi kebijakan yang berpihak pada inklusi keuangan,” ujarnya.
Dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari berbagai pihak, SNLIK 2025 diharapkan dapat berjalan sukses dan memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan inklusi keuangan yang lebih luas di Sumatera Selatan dan Indonesia secara keseluruhan.*