Rakorda SNLIK 2025: OJK dan BPS Sumatera Selatan Bersinergi Menuju Keuangan Inklusif

Kamis 09-01-2025,21:27 WIB
Reporter : Septi
Editor : Dahlia

Hasil survei ini akan menjadi salah satu landasan dalam pengambilan kebijakan yang strategis bagi masyarakat Sumatera Selatan,” kata Wahyu.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Barat: Kota Praya Menuju Kemandirian

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Pembentukan 12 Kabupaten dan Kota Baru untuk Tata Kelola Wilayah

Rakorda ini juga menjadi kesempatan bagi kedua lembaga untuk mendiskusikan berbagai aspek teknis dan administrasi terkait survei.

Hal ini meliputi metodologi pengumpulan data, penyusunan kuesioner, pelatihan petugas lapangan, hingga pemanfaatan teknologi terkini seperti Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).

Pelaksanaan SNLIK 2025 di Sumatera Selatan

SNLIK 2025 akan dilaksanakan di berbagai kabupaten/kota di Sumatera Selatan, yang dipilih secara strategis untuk mencerminkan keberagaman sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah ini.

Responden survei terdiri dari penduduk berusia 15–79 tahun, dengan fokus pada representasi yang mencakup seluruh kelompok masyarakat.

Teknologi CAPI akan digunakan dalam pengumpulan data untuk memastikan proses pendataan berjalan secara efisien dan akurat.

Teknologi ini memungkinkan petugas lapangan menginput data langsung ke dalam perangkat digital, sehingga meminimalkan potensi kesalahan dan mempercepat proses analisis data.

Survei ini dirancang tidak hanya untuk mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat, tetapi juga untuk mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan.

Data yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi dasar bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan kebijakan yang mendukung inklusi keuangan yang lebih luas.

Sinergi OJK dan BPS: Kunci Keberhasilan Survei

Dalam Rakorda, Arifin Susanto dan Moh.

Wahyu Yulianto sepakat bahwa sinergi antara OJK dan BPS merupakan kunci keberhasilan SNLIK 2025.

“Kolaborasi ini tidak hanya penting dalam konteks survei, tetapi juga dalam upaya membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan di Sumatera Selatan,” ungkap Arifin.

Kategori :