Dengan fokus pada pertanian organik, Kota Kutacane memiliki visi menjadi pusat ekonomi hijau yang ramah lingkungan.
Pemerintah daerah merancang program pengembangan yang melibatkan teknologi modern dan metode pertanian berkelanjutan.
Selain itu, Kutacane juga berpotensi menjadi destinasi agrowisata, mengingat keindahan alamnya yang asri.
Beberapa program unggulan yang direncanakan meliputi:
Pusat Pelatihan Pertanian Organik:
Masyarakat akan dilatih untuk mengelola pertanian dengan metode organik yang efisien dan produktif.
Pasar Ekspor Komoditas:
Hasil panen seperti kopi organik Kutacane akan dipasarkan ke tingkat nasional dan internasional.
Pengembangan Infrastruktur Hijau:
Jalan, pasar tani, dan fasilitas pengolahan hasil panen akan dibangun dengan pendekatan ramah lingkungan.
Kemitraan dengan Swasta:
Pemerintah akan menggandeng investor untuk mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian.
Usulan pemekaran Kota Kutacane mendapat dukungan luas dari masyarakat setempat dan para tokoh lokal.
Mereka berharap dengan pemekaran ini, Kutacane dapat menjadi wilayah yang lebih maju, mandiri, dan mampu bersaing dengan daerah lain di Aceh.
Semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi modal sosial yang kuat untuk merealisasikan visi ini.
Pemekaran Kota Kutacane menjadi salah satu langkah strategis untuk mempercepat pembangunan di Provinsi Aceh.
Dengan potensi alam yang luar biasa dan komitmen dari berbagai pihak, Kutacane diharapkan dapat menjadi contoh sukses pemekaran wilayah yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Keberhasilan Kutacane sebagai kota otonom akan menjadi inspirasi bagi daerah lain yang memiliki potensi serupa.
Namun, perjalanan menuju pemekaran ini membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah pusat, legislatif, dan masyarakat luas.
Semoga harapan menjadikan Kutacane sebagai pusat ekonomi berbasis pertanian dapat segera terwujud.