Sementara itu, kekayaan budaya Dayak Kenyah dan kerajinan tangan seperti ukiran kayu, anyaman rotan, dan tarian tradisional menjadi aset penting yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata budaya.
Jika kabupaten ini terbentuk, sektor pariwisata berbasis budaya dan alam dapat menjadi tulang punggung ekonomi baru yang berkelanjutan.
Calon Kabupaten Apau Kayan menjadi representasi dari banyak daerah di Indonesia yang masih “tertinggal karena letak”, bukan karena tidak punya potensi.
Semangat masyarakat lokal, dukungan tokoh adat, serta kesungguhan pemerintah daerah menjadi modal utama dalam mendorong lahirnya daerah otonomi baru yang benar-benar berpihak pada rakyat.
Meski proses pemekaran masih panjang dan sarat tantangan, masyarakat Apau Kayan terus berharap agar perjuangan mereka tidak sia-sia.
Mereka tidak menuntut kemewahan, hanya ingin mendapat hak dasar sebagai warga negara yang merdeka: pendidikan, kesehatan, jalan, dan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.
Pemekaran wilayah bukan hanya soal membagi administrasi pemerintahan, tetapi tentang meratakan keadilan sosial, memperpendek rentang kendali pelayanan publik, dan memberikan ruang bagi budaya lokal untuk tumbuh.
Calon Kabupaten Apau Kayan adalah potret Indonesia di perbatasan, yang berharap bisa lebih dekat dengan republik.
Long Nawang mungkin jauh di mata Jakarta, tapi semangat masyarakatnya untuk membangun masa depan tak pernah padam.
Kini, semua berpulang pada komitmen pemerintah pusat: apakah suara dari pedalaman Kalimantan ini akan didengar?.