Untuk komoditas unggulan, Karantina Sumsel mencatat ekspor karet mencapai 913,4 ribu ton, sementara kopi tercatat sebanyak 191.081 ton.
Kedua komoditas ini menjadi tulang punggung perekonomian Sumsel, yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional, terutama di Eropa, Asia Timur, dan Timur Tengah.
BACA JUGA:Surat Jalan dari Balai Karantina Sumsel Kini Gratis: Sertifikat Bisa Diurus Online dengan Mudah
Inisiatif Strategis: UMKM dan Sarang Burung Walet
Donni menambahkan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada pengawasan dan sertifikasi, tetapi juga secara aktif mendorong peningkatan volume ekspor melalui beberapa langkah strategis:
Optimalisasi pelabuhan TERSUS untuk pemeriksaan dan pengawasan karantina.
Pembinaan intensif terhadap UMKM calon eksportir agar mampu memenuhi standar ekspor.
Pengembangan tempat pemrosesan sarang burung walet yang telah teregistrasi di otoritas GACC China.
Penyamaan persyaratan masuk ternak antarprovinsi untuk memperlancar perdagangan dalam negeri.
Inisiatif tersebut menunjukkan bahwa Karantina Sumsel berperan sebagai fasilitator ekspor sekaligus akselerator pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan menengah.
Pilar Penguatan Karantina Nasional
Deputi Bidang Karantina Tumbuhan Barantin, Bambang, dalam kesempatan itu menegaskan bahwa seluruh langkah dan inisiatif yang dilakukan Karantina Sumsel selaras dengan empat pilar utama penguatan karantina sebagaimana diamanatkan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, yakni:
Penguatan regulasi karantina yang adaptif terhadap dinamika perdagangan internasional.
Modernisasi sistem layanan karantina melalui digitalisasi dan integrasi sistem informasi.
Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan berkelanjutan dan sertifikasi kompetensi.