Selain itu, tantangan juga datang dari tren diet sehat yang membuat sebagian orang menghindari camilan manis.
Untuk menjawab hal ini, beberapa pelaku usaha mulai berinovasi dengan membuat pie susu rendah gula, bebas gluten, atau menggunakan bahan organik.
Dengan cita rasa yang unik dan kemasan yang menarik, pie susu dinilai punya potensi besar untuk pasar ekspor.
Beberapa eksportir lokal bahkan sudah mulai mengirim produk ini ke negara-negara seperti Jepang, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat, terutama lewat komunitas diaspora Indonesia di luar negeri.
"Pie susu adalah produk khas yang bisa jadi duta kuliner Bali.
Kami optimis jika terus dikembangkan dengan standar internasional, produk ini bisa menembus pasar global," ujar Gusti Ngurah Arya, pelaku ekspor makanan ringan asal Gianyar.
Dari camilan sederhana menjadi oleh-oleh wajib, perjalanan pie susu menunjukkan bagaimana budaya lokal bisa berkembang menjadi kekuatan ekonomi.
Dengan sentuhan inovasi dan dukungan digital, pie susu bukan hanya sekadar makanan, tapi juga simbol kreativitas dan semangat wirausaha masyarakat Bali.
Kalau kamu mau, aku bisa bantu bikin versi cetak koran, siaran pers, atau postingan blog juga! Mau ditambah gambar atau data statistik juga bisa.*