Lore Peore juga memiliki keunggulan sebagai pusat distribusi barang dari Poso ke wilayah pedalaman Lore, serta menjadi simpul aktivitas masyarakat lokal.
3. Kesiapan Administratif yang Progresif
Dibandingkan dengan beberapa calon DOB lain di Sulawesi Tengah, Tampolore tergolong sebagai salah satu yang paling progresif secara administratif. Hal ini terlihat dari:
Tersusunnya dokumen kajian akademik DOB
Dukungan lintas tokoh masyarakat dan pemerintah lokal
Telah terbentuknya tim presidium dan panitia pemekaran yang aktif menyuarakan aspirasi masyarakat ke pemerintah pusat
Kejelasan batas wilayah dan kesiapan kecamatan dalam membentuk perangkat daerah
Menurut Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Tampolore, masyarakat dan tokoh adat telah memberikan restu serta mendorong agar perjuangan ini terus dilanjutkan demi kesejahteraan masyarakat Lore.
4. Warisan Budaya dan Megalitikum yang Mendunia
Wilayah Lore dikenal luas sebagai rumah dari Situs Megalitikum Lore Lindu, salah satu situs budaya paling penting di Indonesia, bahkan dunia.
Tersebar di lembah-lembah dan perbukitan yang subur, situs-situs megalitik seperti Palindo, Tokala’ea, dan Arca Langke Bulava menjadi saksi sejarah peradaban kuno masyarakat Sulawesi Tengah.
Peneliti dan arkeolog dari dalam dan luar negeri telah lama mengkaji situs ini.
Banyak di antaranya yang berusia lebih dari 2.000 tahun dan dipercaya memiliki hubungan dengan sistem kepercayaan dan kosmologi masyarakat lokal masa lalu.
Keberadaan situs ini menjadikan Lore sebagai daerah yang sangat potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata arkeologi dan budaya internasional.
Di samping itu, budaya lokal suku Lore masih terjaga dengan kuat. Tarian, rumah adat, hingga ritual adat seperti Rambu Solo’ versi Lore terus dijaga oleh masyarakat setempat.
5. Potensi Alam dan Ekowisata yang Belum Tergarap Maksimal