Tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, dan tokoh adat menyuarakan perlunya pemekaran wilayah untuk mempercepat pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur dasar yang lebih merata.
BACA JUGA:Provinsi Palapa Selatan: Harapan Baru dari Pemekaran Wilayah Bengkulu dan Sumatera Selatan
BACA JUGA:Aspirasi Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Calon Kota Poso Fokus pada Layanan Publik dan Pendidikan
Menurut tokoh masyarakat Luuk, Drs. Ismail Djaru, pemekaran ini bukan sekadar pemisahan administratif dari Kabupaten Banggai, melainkan langkah strategis untuk mempercepat kemajuan kawasan timur Sulawesi Tengah.
“Luuk memiliki potensi yang sangat besar. Selama ini pembangunan di wilayah timur Banggai cenderung tertinggal dibandingkan kawasan lainnya. Jika Luuk menjadi kota mandiri, maka pelayanan bisa lebih dekat, lebih efisien, dan lebih fokus pada kebutuhan masyarakat lokal,” ujar Ismail dalam sebuah dialog publik awal tahun ini.
Visi Luuk sebagai Kota Pelabuhan dan Perdagangan
Visi besar dari pemekaran Luuk adalah menjadikannya sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan regional.
Dalam rancangan awal yang disusun oleh tim inisiator pemekaran, Luuk akan difokuskan menjadi:
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Tengah: Menuju Tiga Provinsi Baru Demi Tata Kelola yang Lebih Efektif
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Calon Kabupaten Tampolore dengan Warisan Budaya Luar Biasa
Kota Pelabuhan Logistik:
Pengembangan pelabuhan bertaraf nasional untuk mendukung jalur distribusi logistik kawasan Indonesia Timur.
Sentra Perdagangan Laut:
Fasilitas cold storage, pelelangan ikan modern, dan pasar induk akan dibangun untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat pesisir.
Kawasan Industri Kecil dan Menengah (IKM):
Menyediakan kawasan IKM untuk pengolahan hasil laut, hasil bumi, serta industri kreatif lokal.