“Kue muso bukan hanya makanan, tapi bagian dari identitas budaya masyarakat Sumatra Selatan.
Kami ingin generasi muda ikut bangga dan melestarikan makanan ini,” kata Yuliana, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sumsel.
Beberapa sekolah dan komunitas memasak juga sudah mulai memasukkan kue muso dalam kurikulum pelatihan kuliner mereka, sebagai upaya agar generasi muda mengenal, mengolah, dan mencintai makanan tradisional.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan tren digital marketing, banyak pelaku usaha kue muso memanfaatkan platform online untuk memasarkan produk mereka.
Di marketplace seperti Tokopedia dan Shopee, kue muso kini bisa dipesan dalam bentuk frozen atau siap makan.
Di Instagram dan TikTok, konten mengenai kue muso cukup viral, dengan banyak netizen penasaran ingin mencoba.
“Awalnya saya hanya jual ke tetangga, tapi setelah coba upload video proses bikin kue muso di TikTok, langsung banyak yang pesan dari luar kota,” kata Rika Ayu, penjual kue muso asal Prabumulih.
“Saya senang karena dari kue tradisional, saya bisa bantu ekonomi keluarga.”
Kue muso bukan sekadar makanan manis, tapi simbol dari kekayaan budaya yang masih bertahan di tengah gempuran kuliner modern.
Dengan rasa yang autentik dan tampilan yang menarik, kue ini berpotensi menjadi ikon kuliner Sumatra Selatan di tingkat nasional, bahkan internasional.
Pelestarian dan inovasi yang terus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah menjadi kunci agar kue muso tak hanya bertahan, tapi juga semakin bersinar.
Kalau kamu mau versi yang lebih ringan, buat Instagram caption, atau naskah video promosi, tinggal bilang aja ya!*