“Kalau Lebaran belum ada semprit di meja, rasanya belum lengkap,” ujar Wati (55), warga Bekasi, yang telah puluhan tahun membuat semprit bersama keluarganya.
BACA JUGA:Inovasi Kuliner Unik : Kue Lapis Keju Permen Karet Jadi Primadona Baru di Dunia Dessert
BACA JUGA:Brownies Coklat : Keajaiban Manis yang Memikat
“Dulu waktu kecil, saya bantu ibu mencetak kue semprit. Sekarang giliran cucu saya yang bantu.”
Meskipun dikenal sebagai kue jadul, semprit tak ketinggalan zaman.
Banyak pelaku usaha kuliner kini menghadirkan inovasi dalam rasa, bentuk, dan kemasan.
Beberapa di antaranya menghadirkan varian rasa baru seperti red velvet, matcha, cokelat, bahkan keju pedas.
Salah satu UMKM yang sukses memodernisasi kue semprit adalah “SempritNesia,” sebuah usaha rumahan asal Bandung.
Dengan memanfaatkan media sosial dan e-commerce, mereka berhasil menjual ribuan toples semprit setiap bulan.
Tidak hanya itu, mereka juga mengekspor ke Malaysia dan Singapura.
“Awalnya kami hanya jual semprit klasik untuk Lebaran.
Tapi sekarang kami punya 10 varian rasa. Yang paling laris justru semprit cokelat keju,” kata Rani Febriani, pemilik SempritNesia.
Kue semprit juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi pelaku UMKM kuliner, terutama saat musim liburan.
Modal usaha yang relatif kecil dan proses produksi yang tidak terlalu rumit membuat kue ini menjadi pilihan ideal bagi ibu rumah tangga dan wirausaha pemula.
Menurut data dari Dinas Koperasi dan UKM, industri kue kering rumahan mengalami peningkatan signifikan pada kuartal pertama 2025.
Kue semprit masuk dalam tiga besar produk paling laris bersama nastar dan kastengel.