Nasi Uduk Gurih, Hidangan Tradisional yang Terus Dicari Pecinta Kuliner

Nasi Uduk Gurih, Hidangan Tradisional yang Terus Dicari Pecinta Kuliner

Nasi uduk gurih, cita rasa tradisi yang tak lekang oleh waktu.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID — Di tengah maraknya kuliner modern dan tren makanan kekinian, nasi uduk tetap bertahan sebagai salah satu menu sarapan dan makan malam favorit masyarakat Indonesia.

Salah satu variasi yang paling dicari adalah Nasi Uduk Gurih, yang dikenal karena rasa santannya yang kuat, tekstur nasi yang pulen, serta paduan lauk pauk khas yang menggoda selera.

 

Nasi uduk, makanan khas Betawi yang terbuat dari beras yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah seperti daun salam, serai, dan lengkuas, memang memiliki cita rasa khas yang sulit ditandingi.

Namun, Nasi Uduk Gurih menawarkan pengalaman yang lebih kaya.

BACA JUGA:Kacang Goreng Bawang : Camilan Tradisional yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar

BACA JUGA:Sensasi Pedas Baru yang Menggoda Selera: Gyoza Chili Oil Resmi Diluncurkan

Dengan tambahan bumbu dan teknik memasak tertentu, nasi menjadi lebih pulen dan aroma santannya lebih terasa.

Inilah yang membuat versi "gurih" ini semakin digemari.

 

Menurut Budiman, seorang pengusaha nasi uduk di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, resep nasi uduk gurih yang ia gunakan sudah diwariskan turun-temurun dari neneknya sejak tahun 1970-an.

 

“Rahasia ada di santan dan cara memasaknya.

BACA JUGA:Inovasi Kuliner : Siomay Kering Chili Oil, Sensasi Pedas yang Menggoda Lidah Pecinta Jajanan Nusantara

BACA JUGA:Sup Buntut, Kuliner Legendaris yang Tak Lekang oleh Waktu

Santan harus kental dan dimasak bersama daun salam, serai, juga sedikit kayu manis agar ada aroma harum khas.

Kami juga memakai beras pandan wangi agar nasinya makin pulen dan wangi,” ujar Budiman.

 

Selain itu, ia menambahkan bahwa nasi uduk tidak bisa dimasak terburu-buru.

Proses perendaman beras selama satu hingga dua jam sebelum dimasak dengan santan sangat mempengaruhi hasil akhir nasi.

BACA JUGA:Laksa Ayam, Hidangan Tradisional yang Kian Populer di Kalangan Milenial

BACA JUGA:Laksa Udang Pedas, Perpaduan Rasa Tradisional dan Sensasi Pedas yang Menggoda Selera

 

“Kalau buru-buru, nasinya bisa keras atau tidak menyerap rasa. Untuk dapat nasi yang benar-benar gurih dan pulen, semua harus pas: dari takaran santan, lama memasak, sampai suhu pengukusan,” jelasnya.

 

Nasi uduk gurih tidak lengkap tanpa lauk-pauk pendampingnya. Biasanya, hidangan ini disajikan dengan ayam goreng, telur balado, orek tempe, bihun goreng, sambal kacang, dan tak lupa bawang goreng yang melimpah.

Sebagai pelengkap, kerupuk dan emping sering disertakan untuk menambah sensasi kriuk saat menyantap.

 

Yang menarik, setiap penjual nasi uduk memiliki variasi tersendiri dalam memilih lauk dan sambal.

Misalnya, di Warung Nasi Uduk “Mak Iyem” di kawasan Tebet, sambal kacang yang digunakan memiliki rasa manis gurih dengan sedikit sentuhan pedas, cocok untuk lidah orang Jakarta.

 

Sementara di daerah Bekasi dan Depok, nasi uduk gurih lebih banyak disajikan dengan semur jengkol, paru goreng, dan tahu bacem yang manis gurih.

Variasi ini menunjukkan betapa nasi uduk bukan hanya makanan, tetapi bagian dari identitas budaya lokal.

 

Ramai Dicari, Terutama di Pagi dan Malam Hari

Di Jakarta dan sekitarnya, nasi uduk gurih menjadi primadona di pagi hari.

Banyak warung yang sudah buka sejak pukul 05.00 pagi untuk melayani para pekerja dan anak sekolah.

Tidak hanya sebagai sarapan, nasi uduk juga menjadi pilihan populer untuk makan malam, terutama karena rasa gurihnya yang mengenyangkan.

 

Salah satu pelanggan setia nasi uduk di daerah Pasar Minggu, Diah (34), mengatakan bahwa nasi uduk gurih adalah menu favorit keluarganya.

 

“Anak-anak saya suka karena nasinya lembut dan wangi. Suami saya paling suka kalau ditambah semur jengkol dan sambal pedas.

Saya bisa beli seporsi lengkap dengan lauk cuma Rp20.000-an, sudah kenyang satu keluarga,” katanya.

 

Dengan popularitas yang terus meningkat, nasi uduk gurih juga membuka peluang usaha yang menjanjikan.

Banyak usaha rumahan dan warung kecil yang menjadikan nasi uduk sebagai produk utama.

Bahkan, beberapa brand franchise kuliner mulai melirik menu ini untuk dijadikan bagian dari paket menu mereka.

 

Di platform pesan antar makanan, nasi uduk gurih menjadi salah satu menu yang paling banyak dipesan, terutama di hari kerja.

Hal ini membuktikan bahwa makanan tradisional masih memiliki tempat kuat di tengah gempuran makanan cepat saji.

 

Pakar kuliner Indonesia, William Wongso, pernah menyampaikan bahwa keberadaan nasi uduk adalah bukti kekayaan kuliner Nusantara yang perlu dijaga.

Ia menekankan pentingnya mempertahankan cita rasa asli sambil tetap berinovasi dalam penyajian.

 

“Kita bisa modernisasi penyajiannya, tapi jangan hilangkan esensi dari rasa aslinya.

Nasi uduk gurih itu identitas rasa Indonesia,” ungkap William.

 

 

 

 

 

 

Nasi uduk gurih tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga cermin budaya dan tradisi yang hidup di tengah masyarakat.

Dengan aroma wangi, rasa gurih, dan lauk pauk yang menggoda, tidak heran jika makanan ini terus bertahan dari generasi ke generasi.

Di tengah perubahan zaman, nasi uduk gurih tetap menjadi pilihan hangat yang menenangkan hati dan perut banyak orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: