* BPS: Neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2025 mengalami surplus sebesar USD4,33 miliar.
Dengan capaian ini, Indonesia telah mencatat surplus perdagangan selama 59 bulan berturut-turut.
* USTR (AS) menyoroti kebijakan BI terkait QRIS, GPN, serta pembatasan kepemilikan asing dalam sistem pembayaran. Kebijakan BI dinilai minim konsultasi dengan pihak internasional.
* Pemerintah berupaya meningkatkan impor energi dari AS sebagai bagian dari strategi negosiasi dagang untuk menekan tarif ekspor Indonesia.
Targetnya, impor LPG dari AS naik menjadi 80%–85%, dan impor minyak mentah naik menjadi >40%.
* LG membatalkan investasi rantai pasok baterai kendaraan listrik senilai USD7,7 miliar akibat perubahan lanskap industri global.
Keputusan ini dipengaruhi oleh fenomena EV chasm, yaitu perlambatan sementara permintaan kendaraan listrik.
* IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dari 5,1% menjadi 4,7% akibat tekanan eksternal.
Penurunan ini dipicu oleh ketegangan perdagangan global dan melemahnya permintaan dunia.
* BI mengatakan beberapa bank menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan.
Namun, likuiditas perbankan dinilai masih memadai dengan rasio AL/DPK mencapai 26,22% pada Maret 2025.*