Di Jakarta, sebuah kedai makanan penutup bernama “Kolak Lab” menawarkan 12 varian kolak dengan gaya penyajian modern.
BACA JUGA:Sate Bandeng : Kuliner Legendaris Banten yang Tetap Melegenda di Tengah Modernisasi
BACA JUGA:Lezat dan Menggoda, Gulai Ikan Patin Jadi Primadona Kuliner Nusantara
Mereka mencampurkan bahan tradisional dengan sentuhan modern seperti matcha, oreo, dan bahkan es krim.
“Kami ingin memperkenalkan kolak pada generasi muda yang mungkin kurang familiar atau menganggapnya makanan kuno,” ujar Dina Putri, pemilik Kolak Lab.
“Dengan tampilan dan rasa yang fresh, kami berharap kolak bisa dinikmati semua kalangan.”
Namun, tak sedikit juga yang tetap mempertahankan keaslian resep kolak seperti yang dibuat oleh nenek moyang.
Di daerah seperti Yogyakarta dan Solo, kolak pisang disajikan dengan santan kental dan gula aren murni, tanpa tambahan bahan modern.
Rasanya tetap menggugah selera, penuh kehangatan dan kenangan masa lalu.
Di balik kelezatannya, kolak pisang juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Pisang kaya akan potasium dan serat, sementara santan mengandung lemak baik yang dapat meningkatkan energi.
Gula merah sebagai pemanis alami juga mengandung zat besi yang baik untuk darah.
Namun, para ahli gizi mengingatkan agar konsumsi kolak tetap dikontrol, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang sedang mengatur pola makan.
"Kolak bisa menjadi bagian dari diet sehat, asal tidak dikonsumsi berlebihan," ujar Dr. Nuraeni, ahli gizi dari RSUD Cipto Mangunkusumo.
Menariknya, kolak pisang juga telah merambah dunia digital.
Banyak food vlogger dan content creator yang membagikan resep kolak dengan tampilan estetik di media sosial.