Lontong Sayur : Kuliner Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Lontong Sayur : Kuliner Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Lontong sayur bukan sekadar sarapan—ia adalah warisan rasa yang tak lekang oleh zaman.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID — Di tengah maraknya makanan cepat saji dan tren kuliner global, lontong sayur tetap menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia untuk sarapan.

 

Hidangan tradisional ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat makna budaya dan nilai sejarah.

 

Lontong sayur adalah kombinasi antara lontong — nasi yang dimasak dalam daun pisang hingga padat — dan kuah santan yang kaya rasa, biasanya berisi labu siam, kacang panjang, tempe, tahu, serta lauk pendamping seperti telur, sambal goreng ati, atau kerupuk.

Hidangan ini lazim ditemukan di berbagai daerah, dengan variasi resep yang mencerminkan kekayaan kuliner lokal.

BACA JUGA:Cente Manis : Menyajikan Keunikan Kuliner Khas yang Memikat Hati di Tengah Kota

BACA JUGA:Keripik Pisang : Camilan Sehat yang Menggoda Selera

 

Di Jakarta dan sekitarnya, lontong sayur menjadi menu utama di banyak warung sarapan pagi. Salah satunya adalah Warung Bu Sari di kawasan Pasar Minggu, yang sudah berdiri sejak 1984.

Setiap pagi, antrean pelanggan mengular demi sepiring lontong sayur yang gurih dan pedas menggigit.

 

“Resepnya saya warisi dari ibu saya. Tidak berubah sejak dulu,” ujar Sari (62), pemilik warung, saat ditemui Rabu pagi. “Orang Jakarta suka yang kuahnya gurih, agak pedas, dan pakai sambal goreng kentang ati.

Ada juga yang minta tambahan opor ayam atau telur pindang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: