Proses memasaknya yang cukup kompleks membuat banyak generasi muda enggan untuk memasaknya sendiri di rumah.
Ditambah lagi, aroma belacan yang cukup tajam kerap dianggap mengganggu bagi mereka yang tidak terbiasa.
Namun demikian, sejumlah komunitas kuliner dan pengusaha muda mulai bergerak untuk memperkenalkan gulai belacan melalui media sosial, kelas memasak daring, hingga video resep yang lebih praktis dan mudah diikuti.
Dengan pendekatan ini, diharapkan generasi muda dapat kembali menghargai dan melestarikan kekayaan kuliner nenek moyang.
Gulai belacan bukan sekadar makanan, tetapi cerminan dari sejarah, budaya, dan rasa cinta masyarakat Melayu terhadap tradisi mereka.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, makanan seperti gulai belacan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga identitas lokal.
Dengan inovasi dan pelestarian, gulai belacan berpeluang besar untuk terus bersinar, bahkan hingga ke panggung internasional.*