Nasi Biryani : Perpaduan Rasa dan Budaya yang Mendunia

Selasa 06-05-2025,10:27 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

PALPOS.ID — Nasi biryani, hidangan khas Timur Tengah dan Asia Selatan, kini semakin populer di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Dengan cita rasa yang kaya, aroma rempah yang menggoda, serta tampilan yang menggugah selera, nasi biryani tidak hanya menjadi makanan favorit, tetapi juga simbol dari perpaduan budaya, sejarah, dan kuliner.

Biryani berasal dari kata Persia "birian" yang berarti “digoreng sebelum dimasak.”

Konon, biryani diperkenalkan ke India oleh para pedagang dan penjajah Persia pada abad ke-16.

BACA JUGA:Sayur Nangka, Kuliner Tradisional yang Tetap Bertahan di Tengah Modernisasi

BACA JUGA:Asinan: Kuliner Segar yang Menggugah Selera

Sejak saat itu, biryani berkembang dengan berbagai versi lokal, seperti Hyderabadi Biryani di India, Sindhi Biryani di Pakistan, hingga Kabsa di Arab Saudi.

Di Indonesia sendiri, biryani kerap disajikan di restoran Timur Tengah dan India, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Yang membuat biryani berbeda dari nasi berbumbu lainnya adalah penggunaan rempah-rempah khas seperti kapulaga, cengkih, kayu manis, jintan, adas, daun salam kering (bay leaf), serta kunyit dan ketumbar.

Selain itu, beras yang digunakan biasanya adalah beras basmati — beras panjang khas India dan Pakistan yang memiliki aroma harum dan tekstur pulen.

BACA JUGA:Laksa, Kuliner Nusantara yang Kaya Rasa dan Sejarah

BACA JUGA:Nagasari : Kue Tradisional Warisan Leluhur yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi Kuliner

Proses memasaknya pun cukup rumit.

Daging — baik ayam, kambing, sapi, atau bahkan seafood — terlebih dahulu dimarinasi dengan yogurt dan rempah.

Setelah itu, dimasak bersama nasi dengan teknik “dum” atau dikukus dalam wadah tertutup agar aroma dan rasa menyatu sempurna.

Kategori :