Ia kemudian direkrut oleh tentara Indonesia sebagai TBO (Tenaga Bantuan Operasi) dan bekerja sebagai kurir logistik bagi Kopassus.
Nama “Hercules” sendiri merupakan nama sandi yang diberikan oleh unit komunikasi radio militer.
Kariernya sebagai tokoh bawah tanah bermula ketika ia menetap di Jakarta pada akhir 1980-an.
Bersama sejumlah pemuda Timor, Hercules membentuk geng di Tanah Abang yang dikenal kejam dan menguasai wilayah itu pada era 1990-an.
Ia juga dikenal dekat dengan Prabowo Subianto, bahkan sejak Prabowo masih menjabat sebagai Komandan Satgas Nanggala Kopassus.
Ikatan kesetiaan ini tetap dijaga hingga kini, bahkan Hercules aktif mendukung Prabowo dalam Pemilu 2014 dan 2019.
Pasca keruntuhan kekuasaannya di Tanah Abang akibat konflik berdarah dengan geng-geng Betawi dan Madura, Hercules bertransformasi menjadi pengusaha dan politisi.
Ia mendirikan organisasi GRIB Jaya pada tahun 2011 untuk menggalang dukungan bagi Gerindra.
Namun, sepak terjangnya kembali menjadi sorotan usai mengancam Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada April 2025 terkait pembentukan Satgas Antipremanisme.
Dalam video yang viral, Hercules menyatakan siap menggerakkan 50.000 anggota GRIB ke Gedung Sate.
Presiden Prabowo: Ormas Tak Boleh Menyengsarakan Masyarakat
Dalam perbincangannya dengan Hercules, Jenderal Dudung turut menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto bahwa organisasi masyarakat (ormas) tidak boleh menjadi sumber keresahan publik.
“Kalau ada ormas-ormas yang menyengsarakan masyarakat, perintah Presiden kepada Mendagri adalah bubarkan saja,” kata Dudung.
Hercules pun menyatakan dukungan atas kebijakan tersebut. “Bubarkan, saya mendukung,” ujarnya.
Kini, pasca permintaan maaf terbuka itu, publik menantikan apakah Hercules benar-benar akan berubah.
Akankah Hercules kembali ke jalur yang lebih konstruktif dalam mendukung pembangunan nasional.