Pemerintah Kabupaten Banyumas bahkan telah menetapkan tempe mendoan sebagai warisan kuliner daerah.
BACA JUGA:Bubur Ayam : Hidangan Legendaris yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Kentang Spiral Jadi Primadona Baru di Dunia Kuliner Jalanan
Festival Mendoan yang diadakan tahunan di Purwokerto menjadi salah satu bentuk pelestarian tradisi ini.
Acara tersebut tak hanya menyuguhkan berbagai variasi mendoan, tetapi juga menjadi ajang promosi wisata kuliner lokal.
Dengan berkembangnya tren kuliner dan gaya hidup modern, tempe mendoan mulai mengalami berbagai inovasi.
Sejumlah restoran dan kafe mengemas mendoan dengan tampilan yang lebih modern tanpa menghilangkan cita rasa aslinya.
Mendoan kini disajikan dengan saus cocolan seperti sambal kecap pedas, sambal bawang, hingga saus keju untuk menarik minat generasi muda.
Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, mendoan mulai masuk ke dalam menu kafe kekinian. Bahkan, makanan ini sudah tersedia dalam bentuk beku (frozen mendoan) yang bisa dibeli secara daring, memudahkan pecinta mendoan untuk menikmatinya kapan saja dan di mana saja.
Tak hanya terkenal di Indonesia, tempe mendoan juga mulai dikenal di mancanegara.
Sejumlah diaspora Indonesia memperkenalkan mendoan ke komunitas internasional, terutama di negara-negara yang sudah familiar dengan tempe sebagai produk nabati yang kaya protein.
Menurut data dari Kementerian Perdagangan RI, ekspor tempe olahan, termasuk mendoan beku, mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Pasar potensial mencakup Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa yang kini tengah menggemari produk berbasis nabati sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Meski populer, pelaku usaha mendoan lokal menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan bahan baku kedelai non-GMO (non-rekayasa genetika), persaingan dengan makanan cepat saji modern, dan perubahan preferensi konsumen yang cepat.
Namun, dengan promosi yang tepat dan pengemasan yang menarik, tempe mendoan diyakini mampu bertahan dan bahkan berkembang di tengah arus globalisasi.
Pemerintah daerah dan pelaku UMKM kini terus berupaya meningkatkan kualitas produksi, memperluas jaringan distribusi, serta mengedukasi masyarakat akan pentingnya mendukung produk lokal.