Kue Cubit, Jajanan Jadul yang Kembali Naik Daun di Tengah Tren Kuliner Modern

Kue Cubit, Jajanan Jadul yang Kembali Naik Daun di Tengah Tren Kuliner Modern

Kue cubit emang kecil, tapi rasa dan kenangannya? Gede banget-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID — Di tengah gempuran tren kuliner modern dan makanan cepat saji ala Barat, kue cubit — jajanan tradisional khas Indonesia — justru kembali populer dan menjadi primadona di berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sekolah hingga kaum muda perkotaan yang hobi berburu jajanan nostalgia.

Kue mungil berbentuk bulat ini, yang dahulu kerap dijual di depan sekolah-sekolah dasar dengan harga seribuan, kini telah berevolusi menjadi kudapan kekinian dengan beragam inovasi rasa dan tampilan.

Tidak hanya tampil dengan topping meses cokelat, keju, atau susu kental manis seperti dulu, kini kue cubit hadir dalam versi matcha, red velvet, bahkan Oreo lava, dan dijual di kafe-kafe hipster maupun gerai UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia.

Berasal dari Jakarta dan sekitarnya, kue cubit memiliki bentuk yang kecil — berdiameter sekitar 3–5 cm — dan biasanya dimasak dengan cetakan khusus dari besi.

BACA JUGA:Kuliner Gence Ruan : Menyajikan Rasa Autentik yang Membawa Kenangan Masa Kecil

BACA JUGA:Sate Kere : Kuliner Legendaris dengan Sentuhan Unik dari Kota Solo

Nama “cubit” sendiri berasal dari cara penyajiannya: kue ini diambil dari cetakan menggunakan alat penjepit kecil yang terlihat seperti mencubit.

Bahan dasarnya sederhana: tepung terigu, telur, gula, dan susu cair.

Adonannya mirip dengan adonan pancake, tetapi dimasak dalam cetakan bulat kecil sehingga menghasilkan tekstur renyah di luar namun lembut di dalam.

Aroma harum vanili dan margarin yang dipanggang di atas api kecil menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya.

BACA JUGA:Sate Maranggi : Kuliner Legendaris Khas Purwakarta yang Mendunia

BACA JUGA:Bubur Manado, Kuliner Khas Sulawesi Utara yang Menggugah Selera dan Kaya Nutrisi

Salah satu keunikan dari kue cubit adalah tingkat kematangannya.

Beberapa penggemar justru menyukai kue cubit yang setengah matang — bagian tengahnya masih agak lembek dan meleleh — menciptakan sensasi makan yang lebih ‘nendang’ dan legit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: