PALPOS.ID – Siapa yang tak kenal sushi? Hidangan khas Jepang yang terdiri dari nasi yang dibumbui cuka dan dipadukan dengan ikan mentah, telur, sayuran, atau makanan laut lainnya ini telah menjelma menjadi makanan global.
Dulu hanya bisa ditemukan di restoran Jepang atau pada momen-momen khusus, kini sushi hadir di mana-mana—mulai dari pusat perbelanjaan hingga kedai cepat saji.
Fenomena ini bukan hanya mencerminkan popularitas sushi sebagai makanan, tetapi juga menggambarkan bagaimana kuliner bisa menjadi jembatan budaya.
Sushi telah melewati batas geografis dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban, termasuk di Indonesia.
BACA JUGA:Mengenal Kuliner Frankie : Hidangan Khas India yang Mendunia
BACA JUGA:Momo : Si Pangsit Kukus dari Himalaya yang Kini Digemari Pecinta Kuliner di Indonesia
Sushi berasal dari metode pengawetan ikan yang berkembang di Asia Tenggara ribuan tahun lalu. Ikan difermentasi bersama nasi agar dapat bertahan lama.
Namun, bentuk sushi modern seperti yang kita kenal sekarang—dengan nasi cuka dan ikan segar—baru berkembang di Jepang pada zaman Edo (sekitar abad ke-17).
Salah satu jenis sushi yang paling awal dikenal adalah nigiri, yaitu potongan ikan mentah yang diletakkan di atas gumpalan nasi kecil.
Dengan perpaduan rasa yang segar, penyajian yang estetis, dan nilai kesehatan yang tinggi, sushi kemudian berkembang menjadi ikon budaya Jepang.
BACA JUGA:Menjelajahi Rasa Autentik India Lewat Thali : Sepiring Kecil Kaya Cita Rasa
BACA JUGA:Menikmati Cita Rasa Tradisional Roti Chapati : Sajian Khas Asia Selatan yang Mendunia
Dalam waktu singkat, sushi menjadi populer tidak hanya di kalangan bangsawan, tetapi juga masyarakat umum.
Masuknya sushi ke dunia internasional mulai melesat sejak tahun 1980-an, seiring dengan meningkatnya ketertarikan terhadap gaya hidup sehat dan makanan eksotis.
Di Amerika Serikat, tren sushi dimulai di California dan melahirkan varian baru seperti California roll, yang kemudian merambah ke berbagai negara.